TINJAUAN PUSTAKA
A.
MADELENE LEIGNINGER.
1.
Sejarah Madelene Leininger.
Leininger lahir di Sutton Nebraska
pada 13 juli 1925, pada tahun 1948 dia mengambil program diploma di St. Anthony
School og Nursing Denver Colorado, setelah itu dia melanjutkan pendidikan di
St. Scholartica Kansas dengan mendapatkan gelar BS pada tahun 1950, selanjutnya
gelar MS di raih pada tahun 1954 di Psychiatric and Mental Nursing di
Universitas katolik Washinton DC amerika Serikat. Pada tahun 1965 Leininger
meraih gelar Ph.D pada bidang antropologi budaya dan social di Universitas
Washinton, Seatle Amerika serikat (Alligood,
2013).
Selain melanjutkan pendidikan
leininger juga berperan sebagai seorang perawat, di awal kariernya dia mengakui
bahwa konsep “caring” dalam dunia keperawatan sangat penting, karena rasa
peduli terhadap sesama yang akan menjadikan seorang perawat mampu memberikan
layanan keperawatan yang sempurna kepada pasien, karena konsep “caring” ini
pulalah sehingga banyak pasien memberika ungkapan penghargaan
setinggi-tingginya kepada leininger, berdasarkan penghargaan pasien ini
sehingga leininger diminta untuk focus kepada perawatan yang berdasarkan
“caring” yang menjadi titik central dari keperawatan.
Pada tahun 1950, leininger bekerja pada sebuah bimbingan anak, pada masa
inilah dia mendapatkan sebuah ide cemerlang yang biasa di sebut sebagai
“kejutan budaya” dimana leininger menemukan pola-pola perilaku pada anak-anak
tampak memiliki dasar budaya, leininger menyimpulkan bahwa kurangnya
pengetahuan tentang budaya dan kurangnya rasa peduli merupakan penyebab
kurangnya pemahaman dalam layanan keperawatan, dimana hal tersebut sangat
dibutuhkan untuk mendukung kepatuhan pasien,penyembuhan dan pemulihan
kesehatan.(Busher
Betancourt, 2015)
Teori yang dikembangkan oleh
leininger dapat membantu dalam mendefenisikan harapan hubungan antara pasien
dengan perawat karena dalam layanan keperawatan, perawat merupakan pemberi
layanan dan pasien adalah penerima layanan. Teori leininger ini beramaksud agar
perawat memasukkan unsur budaya dalam berinteraksi dengan pasien sehingga
penerapan layanan keperawatan tidak bertentangan dengan budaya yang dianut oleh
pasien.(Busher
Betancourt, 2015)
Leininger merupakan salah seorang ahli teori keperawatan
yang revolusioner, intelektual, juga menjadi seorang peneliti, pendidik dan
pemimpin dalam memahami konsep budaya kemudian menggabungkan konsep tersebut
dengan layanan kesehatan.(Sagar, 2011)
2.
Pengertian Transkulutural Nursing.
Transcultural nursing adalah suatu
keilmuan yang menggambarkan keperawatan yang berdasarkan competensi budaya
untuk memberikan layanan keperawatan yang berkualitas berfocus memandang
perbedaan dan kesamaan antar budaya yang dimiliki oleh setiap invidu (leininger, 2002)
dalam. (Maier-Lorentz,
2008).
3.
Tujuan
Tujuan teori budaya ini adalah
untuk mengidentifikasi, menguji, mengerti dan menggunakan konsep transcultural
nursing dalam pelayanan keperawatan.
4.
Konsep keperawatan dalam transcultural nursing.
a.
Manusia
Manusia adalah suatu individu,keluarga kelompok yang memiliki kepercayaan
atau norma-norma yang di pegang dan di jadikan suatu dasar untuk nenentukan
pilihan dan melakukan suatu pilihan. leininger (1991) mengatakan manusia dapat
mempertahankan budayanay di manapun di berada. Manusia di pandang dari segi
kultur dari segi gendernya,jenis kelamin,ras,golongan,kondisi
biomedis,akulturasi budaya.manusia dari kultur yang berbeda dapat di lakukan
perawatan yang berbeda kaena menjaga kekhawatiran perbedaan presepsi yang
berbeda dari perawat sehingga akan berpengaruh terhadap pelayanan keperawatan
yang akan di berikan (Kasron,
Sahran, & Ohorella, Usman, 2016).
b.
Lingkungan
Menurut Leininger (1991) lingkungan adalah keadaan menyeluruh meliputi
situasi,pengalaman memberikan arti ekpresi individu,interprestasi dan social
interaksi yaitu fisik,ekologi,social politik dan setting kultur. Lingkungan
alam yang di ciptaka manusia di katakan lingkunagan fisik misalnya daerah
katulistiwa,pegunungan,pemukiman padat penduduk dan suasana alam seperti
pembangunan rumah didaerah Eskimo yang rumahnya hampir tertutup rapat di
karenakan hampit tidak ada matahari sepanjang tahunnya.lingkungan social
merupakan lingkungan secara keseluruhan struktur sosialnya berhubungan dengan
social individu,keluarga atau kelompok kedalam masyarakat yang lebih
luas.aturan yang di anut dalam lingkungan social adalah semua bentuk aturan
yang berlaku di lingkunaga tersesbut. Andrew dan Boyle,1995 mengatakan Individu
atau kelompok biasa seperti
musik,seni,riwayat hidup,bahasa dan atribut yang di gunakan biasa bersatu di
katakana lingkunaga simbolik.
c.
Kesehatan
Menurut leninger (1995) sehat sebagai suatu keadaan sejahtera yang di
artikan dalam kultur,nilai,praktik dalam bentuk tanggung jawab individu dan
kelompok ataupun masyarakat yang terlihat dalam bentuk ekspresi aturan di
tempatnya. Klien memilih serta aktif dalam budaya yang sesuai dengan keadaannya
itu merupakan tujuan dari Asuhan Keperawatan. Status kesehatan dan budaya di
tentukan oleh individu masing masing melalui proses belajar dari
lingkunagannya. Proses menuju sehat ini melibatkan peran serta klien yang lebih
dominan sehingga sehat yang di dapatkan adalah sehat secara holistic dan
humanistik.
d.
Keperawatan
1)
Care adalah esensi keperawatan dan sesuatu yang berbeda,dominan,sentral
dan focus pemersatu.
2)
Untuk kesejahteraan,kesehatan,pertumbuhan dan pertahanan dalam menghadapi
tantangan atau kematian keperawatan bebasis cultural esensial.
3)
keperawatan berbasis cultural yang paling komprehensif dan holistic untuk
mengetahiu,menjelaskan,menginterprestasikan dan meprediksi fenomenaproses
keperawatan dan memberi asuhan Dalam pengambilan keputusan tindakan
keperawatan.
4)
Transcultural nursing adalah ilmu
humanistic dan scientific care, merupakan profesi dengan manfaat utama melayani
individu, kelompok,komunitas social dan
organisasi.
5)
Untuk pengobatan dan penyembuhan keperawatan yang berbasis
cultural.penyembuhan tidak akan terjadi jika tidak ada perawatan, namun tanpa
curing cering dapat eksis.
6)
Konsep cultural care,makna/arti, ekspresi, pola proses dan bentuk
struktursl dan perawatan transkultural dengan diversitas (perbedaan) dan
universalitas (persamaan).
Keperawatan adalah aktifitas yang diarahkan untuk
mendukung ,membantu pemenuhan kebutuhan yang kongkruen dengan nilai budaya,
kepercayaan, cara hidup dari penerima perawatan.keperawatan adalah sebagai ilmu
pengetahuan dan seni humanistic yang berokus pada perilaku perawatan personal,fungsi dan
proses yang di arahkan untuk promosi dan
mempertahankan perilaku sehat atau proses penyembuhandari penyakit (leininger).
Keperawatan merupakan profesi perawatan transkultural yang unik karena
aktifitas perawatan pasien di tujukan untuk memberikan dukungan dan
mempersiapkan pasien untuk memenuhi
kebutuhan sesuai dengan nilai budaya,kepercayaan dan gaya hidup mereka (Kasron et al., 2016).
Perlindunagan/mempertahankan budaya, mengakomodasi/
menegosiasi budaya dan rekonstruksi budaya adalah strategi yang di gunakan
dalam asuhan keperawatan, hal itu adalah sebagai berikut :
1)
Mempertahankan budaya : dapat di lakukan jika budaya pasien
tidak bertentangan dengan kesehatan misalnya budaya berolahraga setiap pagi.
2)
Negosiasi budaya,dilakukan untuk membantu pasien beradaptasi
terhadap budaya tertentu yang lebih menguntungkan kesehatan. Misalnya : ibu
hamil yang pantang makan makanan yang berbau amis, makan ikan bias dig anti
dengan makanan yang mengandung protein lain.
3)
Restrukturisasi budaya,di lakukan bila budaya yang di miliki
merugikan status kesehatan.misalnya perawat berupaya merestrukturisasi gaya
hidup pasiennya yang berkebiasaan merokok aktif menjadi mengurangi kebiasaan
merokok.
5.
Analisis teori leininger
a.
Clarity (kejelasan)
Leininger melalui
teori culture care menggambarkan konsep dan teorinya dengan jelas. untuk
memperjelas proposisi konsep tersebut teori ini di lengkapi dengan diagram yang
di sebut dengan Sunrise Enabler. perawat dalam melakukan asuhan keperawatan
tentunya terlebih dahulu memahami budaya yang di miliki suatu masyarakat.
b.
Simplicity
(kesederhanaan)
Teori culture care
diambil dari disiplin ilmu antropologi dan ilmu keperawatan. Teori ini
mendefenisikan keperawatan transkultural sebagai bagian utama dari keperawatan,
yang berfokus pada studi perbandingan dan analisa perbedaan budaya serta bagian
budaya yang ada di dunia dengan tetap menghargai nilai-nilai asuhan, pengalaman
sehat sakit dan juga kepercayaan yang dimiliki oleh masyarakat.
c.
Generality
(generalisasi/keumuman)
Teory culture care
memiliki cakupan teori yang luas melalui pendekatan presfektif multicultural,
dapat di aplikasikan pada individu dan masyarakat dengan berbagai latar belakang
budaya yang berbeda. Teori ini mempunyai kelemahan dalam pemberian asuhan
keperawatan apabila di temukan konflik budaya antara pasien dan perawat.
d.
Empirical Precision
(presisi Empiris)
Penelitian kuwalitatif
dapat di lakukan pada teori culture care dalam mengungkap fenomena keperawatan
dan kesehatan yang belum di ketahui dari berbagai budaya.
e.
Derivable Consequence
(kosekuensi yang di dapat)
Dalam pencapaian tujuan keperawatan
teori culture care Diversity and Universality sangat berperan penting.teori ini
sangat bermanfaat karena bias
diaplikasikan dan esensial dalam pendidikan,pelayanan,penelitian keperawatan
serta dapat membawa perubahan dalam perkembangan dunia keperwatan.praktek
professional dalam keperawatan, penelitian keperawatan, pengembangan ide-ide
baru dalam dunia keperawatan merupakan hal yang bersumber dari teori culture care Diversity and Universality
PEMBAHASAN
A.
APLIKASI KASUS
1. Gambaran kasus
Ny. D, berusia
29 tahun agama islam, pendidikan SD,
masuk ke unit keperawatan onkologi dengan keluhan nyeri pelvic dan
pengeluaran cairan pervagina. Hasil pemeriksaan PAP Smear didapatkan menderita
Ca Cerviks stadium II dan telah mengalami Histerektomy.
Riwayat kesehatan masa
lalu: jarang mendatangi fasilitas kesehatan yang ada, karena kalau sakit,
biasanya hanya membeli obat di warung untuk penyembuhannya. Ny D mengatakan
bahwa tidak pernah melakukan pemeriksaan payudara sendiri. Tinggi, dia seorang
perokok dan menghabiskan kurang lebih 2 pak sehari dan berlangsung selama 16
tahun. Dia sudah memiliki dua orang anak. Kehamilan pertama ketika dia berusia
16 tahun dan kehamilan yang kedua saat berusia 18 tahun. Sejak saat itu dia
menggunakan kontrasepsi oral secara teratur. Dia menikah dan tinggal dengan
suaminya bersama dua orang anaknya di rumah ibunya, dengan sanitasi lingkungan
yang kurang baik. Suaminya seorang penggangguran (tidak mempunyai pekerjaan
yang tetap) dia menggambarkan suaminya seorang yang emosional dan kasar.
Ny D telah
melakukan pembedahan dengan baik kecuali satu hal, saat ini dia belum mampu
mengosongkan kandung kemihnya. Dia masih merasakan nyeri dan mual post oprasi.
Hal itu mengharuskan dia untuk menggunakan kateter intermitten di rumah. Obat
yang digunakan adalah antibiotic, analgetik untuk nyeri dan antiemetic untuk
mualnya. Sebagai tambahan, dia akan mendapatkan terapi radiasi sebagai rawat
jalan.
Ny D sangat
sedih. Dia menunjukkan perhatian yang sangat besar terhadap masa depannya dan
kedua anaknya. Dia percaya bahwa penyakit ini adalah datangnya karena guna-guna
orang jahat padanya serta sebuah hukuman akibat masa lalunya.
Penerapan
asuhan keperawatan teori leinenger
1. Pengkajian
a)
Faktor teknologi
(technological factors)
Pasien selama ini
jarang mendatangi fasilitas kesehatan, jika sakit hanya membeli obat di warung saja.
Alasan dia datang ke pelayannna kesehatan saat ini karena penyakit yang
dideritanya tidak sembuh dengan obat warung.
b)
Faktor agama dan
falsafah hidup
Pasien beragama
islam,saat ini berstatus menikah dengan dua orang anak, pasien percaya bahwa
penyakitnya datang dari guna-guna orang yang tidak senang kepadanya. Pasien
juga percaya bahwa penyakitnya ini karena hukuman atas masa lalunya.
c)
Faktor sosial dan
keterikatan kekeluargaan ( Kinship & Social Factors)
Pasien berumur 29
tahun, ia sekeluarga masih tinggal di rumah orangtuanya. Suaminyaseorang
penggangguran dan sangat emosional serta kasar.
d)
Faktor nilai-niali
budaya dan gaya hidup ( cultural values & lifeways)
Sanitasi lingkunga
rumah pasien kurang baik, jarang melakukan pemeriksaan kesehatan secara rutin,
pasien seorang perokok yang dapat menghabiskan rokok 2 pak perhari selama 16
tahun. Pasien menikah diusia muda dan hamil pertama pada usia 16 tahun dan
hamil kedua umur 18 tahun, serta dia menggunakan alat kontrasepsi hormonal
berupa pil.
e)
Faktor kebijakan dan
peraturan rumah sakit( political and legal factors)
Saat ini pasien sudah
menjalani operasi dan sudah dianjurkan pulang kembali ke rumahnya, tetapi efek
dari pemebedahan itu pasien saat ini masih belum bisa melakukan BAK secara
normal karena adanya nyeri. Pasien juga sering mengeluh mual.
f)
Faktor ekonomi (
economical factors )
Pasien seorang buruh
tani, tidak memiliki tabungan khusus untuk kebiutuhan yang mendadak, karena
penghasilannya hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan makan sehari-hari.pasien memiliki
kartu jaminan kesehatan, sehingga dia tidak terlalu memikirkan biaya selama dia
dirawat di rumah sakit.
g)
Faktor pendidikan (
educational factors )
Pasien hanya tamatan
sekolah dasar, abggota keluarga yang lain juga hanya tamatan SD.
2. Diagnose keperawatan
Perawat
merumuskan masalah yang dihadapi pasien dan keluarganya adalah:
a)
Rasa nyeri dan mual
pasien setelah operasi
b)
Persepsi klien yang
salah tentang penyakitnya yang disebabkan oleh guna-guna dan akibat dosa masa
lalunya
c)
Hal ini yang ditemukan
adalah suatu pola yang dapat membangun kehiduoan sosial dan aspek penting
lainnya yaitu masalahan kerohanian, kekeluargaan dan ekonomi yang sangat besar
mempengaruhi kesehataan dan kesejahteraan.
3. Adapun inetrvensi dan implementasi
a)
The gold of culture
care presevartion or maintenance :
§ Agama dapat digunakan sebagai mekanisme yang memperkuat
dalam merawat pasien. Dipandang penting untuk konsultasi dengan toko agama
seperti ustad di mesjid
§ Membantu pasien untuk menghilangkan persepsi negative yang
mengatakan bahwa dosa di masa lalu mempengaruhi keadaan sakitnya dan
mendapatkan pertolongan dari hasil berkonsultasi kepada “dukun” yang memindahkan beberapa kutukan
kepadanya.
§ Pengobatan yang baik adalah adanya kepedulian dari keluarga
pasien dan teman-temannya yang juga berperan untuk kesembuhan pasien.
b)
Culture care
accommodation or negotiation :
§ Perawat merencanakan kordinasi dengan RT setempat untuk
memperbaiki lingkungan yang tidak sehat.
§ Perawat lain (yang merawat) pasien akan mengidentifikasi dan
menetapkan obat-obatan untuk menentukan apakah sesuai dengan metode yang
digunakan pada pasien.
c)
Culture care
repatterning or restructuring :
§ Kepedulian keluarga perlu untuk dipertimbankan, memberikan
penyuluhan pada keluarga tentang betapa pentingnya dorongan atau motifasi
keluarga dalam proses penyembuhan pasien
§ Perawat juga akan membantu pasien dalam menghentikan dalam
kebiasaan merokok, penyuluhan tentang pengaruh rokok terhadap, dan anjurkan
para perokok untuk merokok diluar ruangan.
4. Evaluasi
Evaluasi
asuhan keperawatan transkultural dilakukan terhadap :
a)
Keberhasilan pasien
mempertahankan budaya yang sesuai dengan kesehatan
b)
Negosiasi terhadap
budaya tertentu yang lebih menguntungkan kesehatannya
B.
PEMBAHASAN KASUS
Kasus diatas juga telah memberikan
gambaran pada perawat bahwa dalam teori leiningger, manusia (dalam hal ini
klien) besifat sistem terbuka yang berarti bahwa klien itu tidakakan terlepas
atau tidakbisa dipisahkan dari budaya mereka masing-masing.
Teori leiningger pada intinya menitik
beratkan pada kebudayaan seseorang, penting sekali bagi perawat untuk mengenal
budaya pasien dan pengaruhnya terhadap perawatan pasien. Teori ini sangat
diperlukan dan membantu dalam praktek keperawatan, serta mendukung dalam
pelaksanaan asuhan keperawatan.
Focus dari pandangannya dengan melihat
bahwa budaya pasien (individu, keluarga, kelompok, masyarakat) yang berbeda
sebagai bagian penting dalam rangka pemberian asuhan keperawatan. Asuhan
keperawatan pada teori ini mempunyai empat tingkatan, dimana pada level satu
sampai level tiga itu dimulai dari pengkajian, dimana pengkajian ini meliputi
semua aspek yang dimulai dari pengkajian faktor pendidikan klien sampai dengan
faktor teknologi. Diagnosa keperawatan akan ditemukan setelah semua pengkajian
tersebut diselesaikan. Level empat itu akan dilakukan intervensi serta
implementasi keperawatan. Pada kasus diatas telah dilakukan intervensi dan
implementasi sebagai berikut :
1. The goal of culture care preservation of maintenance :
§ Agama dapat difunakan sebagai mekanisme yang memperkuat
dalam merawat pasien. Dipandang penting untuk konsultasi denga tokoh agama
seperti ustad di masjid.
§ Membantu pasien untuk menghilangkan persepsi negatif yang
mengatakan bahwa dosa dimasa lalu mempengaruhu keadaan sakitnya dan mendapatkan
pertolongan dari hasil berkonsultasi pada “dukun” yang memindahkan beberapa
kutukan.
§ Pengobatan yang baik adalah adanya kepedulian dari keluarga
pasien dan teman-temannya yang juga berperan untuk kesembuhan pasien.
2. Culture care Accommondation or Negotiation :
§ Perawat merencanakan kordinasi dengan RT setempat untuk
memperbaiki lingkungan yang tidak sehat.
§ Perawat lain (yang merawat pasien) akan mengidentifikasin
dan menetapkan obat-obatan untuk menentukan apakah sesuai dengan metode yang
digunakan pada pasien.
3. Culture care
Repatterning or Restructuring :
§ Kepedulian keluarga perlu untuk dipertimbangkan, memberikan
penyuluhan pada keluarga tentang betapa pentingnya dorongan atau motivasi keluarga
dalam proses penyembuhan pasien
§ Perawat juga akan membantu pasien dalam menghentikan
kebiasaan merokok, penyuluhan tentang pengaruh rokok terhadap, dan anjurkan
para perokok untuk merokok diluar ruangan.
Asuhan keperawatan
yang diberikan kepada klien sesuai kasus diatas telah mempertimbangkan
norma-norma dan cara hidup klien sehingga dapat mempertahankan
kesejahterannya, memperbaiki cara
hidupnya atau kondisinya. Pemberian informasi mengenai penyakit dan prosedur
pengobatan kepada klien /keluarga klien akan membantu kelancaran pengobatan.
Hal ini berarti bahwa dengan mengetahui dan memahami faktor budaya. Norma-norma
dan cara hidup dari klien sangat menentukan keberhasilan asuhan keperawatan
yang diberikan.
C.
ANALISIS KEKUATAN DAN
KELEMAHAN TEORI
1.
Kekuatan teori
a.
Teori ini besifat
komprehensif dan holistik yang dapat memberikan pengetahuan kepada perawat
dalam pemberian asuhan dengan latar belakang budaya yang berbeda.
b.
Teori ini sangat
berguna pada setiap kondisi perawatan untuk memaksimalkan pelaksanaan
model-model teori lainnya (teori orem, king, roy, dll).
c.
Penggunaan teori ini
dapat mengatasi hambatan faktor budaya yang akan berdampak terhadap pasien,
staf keperawatan dan terhadp rumah sakit
d.
Penggunaan teori
trankultural dapat membantu perawat untuk membuat keputusan yang kompeten dalam
membarikan asuhan keperawatan.
e.
Teori ini banyak
digunakan sebagai acuan dalam penelitian dan pengembangan praktek keperawatan
2.
Kelemahan teori
a.
Teori transcultural
bersifat sangat luas sehingga tidak bisa berdiri sendiri dan hanya digunakan
sebagai pendamping dari berbagai macam konseptual model lainnya.
b.
Teori transcultural
ini tidak memmpunyai intervensi spesifik dalam mengatasi masalah keperawatan
sehingga perlu dipadukan dalam teori lainnya.
DAFTAR PUSTAKA
Alligood, M. R. (2013). Nursing
Theory Utilization and Application. Journal of Chemical Information and
Modeling (Vol. 53). https://doi.org/10.1017/CBO9781107415324.004
Busher Betancourt, D. A. (2015). Madeleine
Leininger and the Transcultural Theory of Nursing. The Downtown Review. Iss,
2(1), 1–8. Retrieved from
http://engagedscholarship.csuohio.edu/tdr%5Cnhttp://engagedscholarship.csuohio.edu/tdr
Kasron, Sahran, & Ohorella, Usman, B.
(2016). Teori Keperawatan dan Tokohnya. Jakarta: CV. Trans Info Media.
Maier-Lorentz, M. M. (2008). Transcultural
nursing: its importance in nursing practice. Journal of Cultural Diversity,
15, 37–43.
https://doi.org/http://search.proquest.com/docview/219364449?pq-origsite=gscholar
Sagar, P. (2011). Transcultural Nursing
Theory and Models: Application in Nursing Education, Practice, and
Administration. Retrieved from
http://books.google.com/books?hl=en&lr=&id=sc2-iyGnTaYC&oi=fnd&pg=PR1&dq=Transcultural+Nursing+Theory+and+Models:+Application+in+Nursing+Education,+Practice+and+Administration.&ots=6Nn55VkBiT&sig=oED1jw-GxTMYCr7Rcm4-qlm1n_o
0 comments:
Post a Comment