Friday, April 10, 2020

Konsep dan Teori Florence Nightingale, Martha E Roger dan Madelene Leininger

TINJAUAN TEORI

A.    Filsafat ilmu.
Filsafat ilmu adalah sebuah pemikiran terhadap persoalan-persoalan mengenai segala hal yang memiliki hubungan dengan landasan ilmu maupun hubungan dengan segala hal tentang kehidupan manusia. Filsafat ilmu merupakan suatu bidang pengetahuan yang saling berhubungan dengan eksistensinya dan berkembang tergantung pada hubungan timbal-balik dan saling-pengaruh antara filsafat dan ilmu (Bahtiar, 2004).
Filsafat ilmu merupakan pengembangan dari filsafat pengetahuan sering juga disebut epistimologi, Objek dari filsafat ilmu adalah ilmu pengetahuan. Oleh karena itu setiap saat ilmu itu berubah mengikuti perkembangan zaman dan keadaan. Pengetahuan lama menjadi pijakan untuk mencari pengetahuan baru.
B.     Falsafah dan Paradigma Keperawatan.
1.    Falsafah Keperawatan
Falsafah adalah nilai yang diyakini oleh individu dan di jadikan pedoman dalam mencapai tujuan serta dijadikan sebagai pegangan dalam kehidupan. Falsafah keperawatan adalah suatu nilai dalam keperawatan yang menjadi keyakinan perawat dan dijadikan sebagai pedoman dalam memberikan asuhan keperawatan, baik kepada individu, keluarga, kelompok maupun masyarakat (Asmadi, 2008).
Beberapa keyakinan yang harus dimiliki perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan :
a.    Manusia adalah individu yang memiliki kebutuhan bio-psikososial-spiritual yang unik. Kebutuhan klien yang holistic dan unik menuntut kemampuan perawat yang tepat dalam menganalisis kebutuhan klien.
b.    Keperawatan merupakan suatu bentuk layanan kesehatan professional yang merupakan bagian integral dari layanan kesehatan berbasis ilmu dan kiat keperawatan, yang berbentuk layanan bio-psiko-sosial-spiritual komprehensif yang ditujukan bagi individu, keluarga, kelompok dan masyarakat baik sehat maupun sakit, yang mencakup keseluruhan proses kehidupan manusia.
c.    Kontribusi keperawatan dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat   didasarkan pada beberapa konsep perawatan
1)   Asuhan yang diberikan perawat bersifat holistic-menyeluruh pada semua aspek “manusia” klien, bukan berfokus pada aspek biologis semata.
2)   Sasaran asuhan keperawatan adalah klien mulai dari tingkat individu sampai tingkat masyarakat
3)   Lingkup layanan keperawatan bukan terbatas atas pada klien yang sakit saja, tetapi klien yang sehat.
4)   Eksistensi keperawatan berlangsung sepanjang kehidupan manusia
2.    Paradigma Keperawatan
Paradigma adalah sebuah pandangan tentang bagaimana kita melihat, memikirkan memaknai menyikapi dan memilih tindakan atas sebuah kejadian. Paradigma  merupakan suatu diagram atau kerangka berpikir yang menjelaskan suatu fenomena. Paradigma keperawatan terdiri atas empat unsur, yaitu keperawatan, manusia, sehat-sakit, dan lingkungan (Asmadi, 2008).

C.     FLORENCE NIGHTINGALE.
1.     Latar Belakang
Florence Nightingale lahir di Fienze ( Florence), italia pada tanggal 12 mei 1820. Ayah florence bernama William Nightingale seorang tuan tanah kaya di Derbyshire, london. Ibunya Frances( Fanny). Keluarga Nightingale dalah keturunan ningrat dan merupakan keluarga terpandang. Pada tahun 1837, Nightingale menuliskan dalam buku hariannya bahwa hidupnya terasa bermamfaat dengan meyakinkan dirinya bahwa dirinya terpanggil oleh tuhan untuk melayani sesamanya (Alligood, 2014).
Tahun 1846  Florence mengunjungi Kaiserweith, Jerman. Di sana Florence terpesona akan pekerjaan sosial yang dipraktikkan oleh para  biarawati, Florence pulang ke inggris dengan membawa angan- angannya tentang keperawatan. Keinginan Florence untuk menjadi perawat sangat ditentang oleh ayahnya, karena pada saat itu  perawat dianggap sebagai pekerjaan yang hina. Namun Florence tetap pergi ke Kaisertweth, Jerman untuk mendapatkan pelatihan bersama biarawati disana, ia belajar selama empat bulan dan Florence pernah bekerja di rumah sakit untuk orang miskin di Perancis.Florence mendapat julukan Bidadari berlampu atau lady Of The Lamp dalam puisi “ Santa Filomena (LongFellow, 1857) dalam (Alligood, 2014).
Tahun 1853 Florence kembali ke london dan bekerja sebagai pengawas bagian keperawatan di Institute For the Care of Sick Gentlewomen, sebuah rumah sakit kecil di Upper Harley Street, London. Meletusnya perang di Semenanjung Krimea tahun 1854 yang memakan banyak korban membuat Florence mengajukan surat kepada menteri penerangan inggris untuk menjadi sukarelawan, ia merupakan sukarelawan wanita satu satunya yang mendaftarkan diri. Tanggal 21 Oktober 1854 bersama 38 gadis sukarelawan yang dia latih termasuk bibinya Mai Smith mereka berangkat ke Turki menumpang sebuah kapal  Kerja keras  Florence membersihhkan rumah sakit tidak berpengaruh terhadap jumlah kematian para prajurit. Sebagian besar prajuri mati karena penyakit tipes,kolera dan disentri dibanding luka karena perang. Kondisi rumah sakit fatal karena jumlah pasien melimpah lebih banyak dari daya tampungnya sehingga menyebabkan pembuangan limbah dan ventilasi memburuk. Setelah enam bulan Florence disana Komisi kebersihan inggris datang memperbaiki sistem pembuangan limbah dan sirkulasi udara sehingga jumlah kematian menurun drastis, Sebelumnya Florence menganngap bahwa kematian prajurit yang tinggi karena nutrisi yang kurang dari makanan dan beban bekerja yang berat bagi prajurit. Namun setelah kembali ke inggris dan mengumpulkan banyak bukti maka Florence menyadari bahwa tingkat kematian yang tinggi disebabkan karena kondisi rumah sakit yang kotor dan memprihatinkan sehingga dia gigih mengkampanyekan kebersihan lingkungan sebagai hal yang utama. Kampanye tersebut berhasil menurunkan angka kematian prajurit. Florence menunjukkkan betapa pentingnya desain pembuangan limbah dan ventilasi udara sebuah rumah sakit (Putri, 2016).
2.        Konsep Keperawatan
Konsep keperawatan yang diperkenalkan oleh Florence Nightingale adalah fokus terhadap lingkungan.  Dalam memberikan tindakan keperawatan lebih diorientasikan pada, kenyamanan lingkungan, kebersihan, ketenangan dan nutrisi yang adekuate dan Sirkualasi. Inti konsep Florence Nightingale adalah Bagaimana perawat dalam memberikan asuhan keperawatan  dapat menciptakan dan memelihara lingkungan yang terapeutik ( Halsall, 1997) dalam (Alligood, 2014) .   Lingkungan yang dimaksud adalah :
a.       Lingkungan fisik (Physical environment).
Lingkungan fisik yang ditekankan adalah penempatan ruang  perawatan yang memenuhi standar Kesehatan yaitu cukup tempat tidur, penerangan dan aliran udara yang lancar dan terhindar dari bau yang tidak sedap.
b.      Lingkungan psikologi (Psychology environment).
Florence Nightingale melihat bahwa  lingkungan yang tidak sehat mempengaruhi emosi pasien dan komunikasi perawat yang kurang baik  tidak memberikan rasa nyaman kepada pasien.
c.       Lingkungan Sosial (Social environment).
Dalam memberikan asuhan keperawatan tidak terlepas dari kadaan lingkungan sosial dimana seseorang tumbuh dan beradaptasi tidak hanya meliputi lingkungan rumah atau lingkungan rumah sakit tetapi juga keseluruhan komunitas yang berpengaruh terhadap lingkungan secara khusus.
3.        Aplikasi Teori Florence Nightingale Dalam Proses Keperawatan
Florence Nightingale memfokuskan beberapa komponen dalam merawat pasien yang diterapkan dalam keperawatan saat ini, dalam hal ini ventilasi menjadi pokok utama dalam menentukan penyembuhan pasien (Putri, 2016).
a.       Udara segar.
Florence berkeyakinan bahwa ketersediaan udara segar secara terus-menerus merupakan prinsip utama dalam perawatan. Oleh sebab itu, setiap perawat harus menjaga udara yang harus dihirup klien tetap bersih, sebersih udara luar tanpa harus membuatnya kedinginan.
b.      Air bersih.
Ketersediaan air bersih sangat diperlukan dalam pemulihan suatu penyakit pada pasien. Oleh karena itu, perawat harus berusaha dengan baik agar air tetap terjaga kebersihannya.
c.       Saluran pembuangan yang efesien.
Dalam hal perawat harus mengetahui semua saluran pengeluaran dan keadaan normalnya, jarak waktu pengeluaran, dan frekuensi pengeluaran sehingga terpenuhinya kebutuhan pasien secara efisien.
d.      Kebersihan.
Kebersihan merupakan hal yang terpenting dalam merawat pasien. Perawat memerlukan kebersihan yang optimal agar mempercepat proses penyembuhan. Focus perawatan klien menurut Nightingale adalah pada kebersihan. Ia berpendapat, kondisi kesehatan klien sangat dipengaruhi oleh tingkat kebersihan, baik kebersihan klien, perawat maupun lingkungan.
e.       Cahaya.
Komponen lain yang tidak kalah penting dalam perawatan klien adalah cahaya matahari. Nightingale yakin sinar matahari dapat memberi rmanfaat yang besar bagi kesehatan klien. Karenanya, perawat juga perlu membawa klien berjalan-jalan keluar untuk merasakan sinar matahari selama tidak terdapat Kontraindikasi (suatu hal yang tidak boleh dilakukan).
Teori yang dikemukakan oleh Florence Nightingale tentang konsep relasi (perawat, pasien dan lingkungan) dimana Nightingale percaya bahwa lingkungan faktor utama yang menciptakan penyakit pada pasien dan merupakan reaksi alam yang baik. Profesi keperawatan  mempoklamirkan dirinya sebagai  Pendiri Keperawatan modern.

D.    MARTHA E ROGER.
1.      Biografi  Martha  Elizabeth  Rogers
Di lahirkan dengan nama Martha Elizabeth Roger lahir pada 12 Mei 1914 di Dallas, Texas.  Memulai karir sarjananya ketika masuk di Universitas Tennessee di Knoxville pada tahun 1931. Beliau masuk sekolah keperawatan di RSU Knoxville pada September 1933. Gelar MA dalam bidang pengawasan kesehatan masyarakat Pada tahun 1945,didapat  dari Fakultas Keguruan Universitas Columbia, New York. Selanjutnya pada tahun 1951 menjadi Eksekutif Direktur dari pelayanan keperawatan di Phoenix, AZ. Pada tahun yang sama memutuskan untuk  meninggalkan Arizona dan kembali memperoleh gelar MPH tahun 1952  di Universitas Johns Hopkins. Pada Tahun 1954 di angkat  menjadi Kepala Bagian Keperawatan di New York University.  Setelah 21 tahun mengabdi dalam pelayanan keperawatan pada tahu 1975 Beliau mengundurkan diri sebagai seorang guru besar dan kepala bagian Kperawatan, Tahun 1979 saat berusia 61 tahun beliau pensiun dengan hormat, kurun waktu 15 tahun beliu tetap aktif mengembangkan dunia keperawatan, sampai pada akhirnya pada usia 80 tahun tepatnya 13 maret 1994  Martha Elizabeth Roger meninggal dunia. Selanjutnya dunia keperawatan mengenalnya sebagai salah satu pencetus teori  keperawatan Science of Unitary of Human Beings ( SUHB),(Alligood, 2013)
2.      Asumsi Dasar
Berfokus pada proses kehidupan manusia secara utuh merupakan dasar teori ini dimana mempelajari tentang ilmu asal usul manusia dan alam semesta seperti antropologi, sosiologi, agama, filosofi, perkembangan sejarah dan mitologi termasuk didalamnya adalah ilmu Keperawatan dimana keperawatan adalah ilmu yang mempelajari perkembangan manusia secara langsung dan hubunganya dengan lingkungan .
lima dasar asumsi tentang manusia Berdasarkan pada kerangka konsep yang dikembangkan oleh Rogers (1970) , yaitu :
a.       Manusia adalah satu kesatuan. keutuhan  individu tidak dapat dibagi dan tidak dapat diperkecil. Manusia merupakan sistem yang terbuka . Manusia merupakan makhluk yang memiliki kepribadian unik, antara satu dan lainnya berbeda di beberapa bagian. Mempunyai sifat-sifat yang khusus Oleh karena itu tidak dapat dilihat secara bagian perbagian dalam  ilmu pengetahuan karena  suatu subsistem tidak efektif bila hanya  memperhatikan sebagian dari sistem kehidupan manusia. Manifestasi muncul dari bidang ini dan dirasakan. Proses hidup manusia tidak dapat diulang dan tidak dapat diprediksi. Individu tidak dapat mengulang proses hidupnya yang sudah belalu dan juga tidak dapat menentukan apa yang akan terjadi kemudian hari dalam proses kehidupannya. Oleh karena itu proses kehidupan manusia merupakan hal yang tidak dapat di ubah dan saling bergantung dalam satu kesatuan dan terjadi secara terus menerus. Individu dicirikan oleh memiliki  kapasitas yang abstraksi dari cara berpikir, sensasi dan emosi. Hanya manusia yang mampu untuk menjadikan dirinya sebagai bagian dari lingkungan dan dunia ini. Hanya manusia yang mampu berfikir dan menerima dan mempertimbangkan luasnya dunia dari seluruh bentuk kehidupan yang di dunia.
b.      Lingkungan
Materi dan energi mempengaruhi Individu dan lingkungan untuk terus menerus  mengalami perubahan. Lingkungan merupakan  faktor eksternal dari individu dan merupakan satu kesatuan yang utuh dan tidak dapat dipisahkan. Asumsi dasar bahwa dalam proses kehidupan individu dan lingkungan saling tukar-menukar energy dan materi.   Perilaku pada individu merupakan suatu bentuk kesatuan yang inovatif. Mengidentifikasi pola manusia dan mencerminkan keutuhan yg inovatif, pola teladan ini mempertimbangkan pengaturan diri, ritme, dan teori pengaruh energi. Mereka memberi kesatuan keanekaragaman dan mencerminkan suatu alam semesta yang kreatif dan dinamis.
c.       Keperawatan
Fokus keperawatan adalah merawat orang-orang dalam proses hidupnya dan hidup Pengalaman hidupnya. Menurut Rogers (1970), "Praktik profesional dalam keperawatan adalah untuk mempromosikan interaksi yang seimbang  antara manusia dan lingkungan, sehingga memperkuat integritas manusia, dan mengarahkan pola Hidup manusia dan lingkungan  yang baik untuk mewujudkan kesehatan maksimal.
d.      Konsep kesehatan sakit.
Manifestasi kesehatan muncul dari proses saling ketergantungan secara terus - menerus dari manusia dan lingkunganya.  Manifestasi pola adalah ekspresi dari proses kehidupan sebagaimana didefinisikan oleh individu dan budaya mereka (Rogers, 1970). Kerangka konsep Roger adalah bahwa sehat dan sakit merupakan suatu proses yang terjadi secara berkelanjutan dalam interaksi manusia dan lingkunganya.
Ada empat konsep utama kerangka kerja. Konsep ini menggambarkan karakteristik  dan Manifestasi hubungan ketergantungan manusia dengan  lingkungan, yaitu :
a.       Pola.
Pola mengidentifikasi individu dan mencerminkan keutuhan mereka. Pola didefinisikan sebagai Membedakan karakteristik energi yang dianggap sebagai gelombang tunggal.Pola adalah "abstraksi" yang "memberi identitas kepada lingkungan. Pola adalah proses dinamis atau aktif kehidupan manusia (Alligood & Fawcett, 2015).
b.      Sumber kekuatan.
Kekuatan  adalah "potensi untuk proses, gerakan, dan perubahan" . Sumber kakuatan  adalah batas konseptual dari semua benda  yang hidup dan benda mati. Sumber kauatan menyediakan cara untuk memahami orang dan lingkungan mereka i secara keseluruhan.
c.       Pandimensionalitas.
Pandimensionality didefinisikan sebagai "domain nonlinier tanpa spasial. Alam semesta tak terbatas dimensinya, memberikan pemahaman tentang sesuatu yang tidak logik , acausality, dan unpredictability (Jagal, 2006).
d.      Keterbukaan
Manusia dan lingkungan hidup terus-menerus dalam proses bersama. Tidak ada batasan atau hambatan untuk menghambat aliran energi antar Manusia dan ingkunagn (Rogers,1970). "Manusia secara terbuka berpartisipasi dalam transformasi energi dengan lingkungan menciptakan perubahan bersama " (Ledy, 2004).
3.      Teori untuk Praktik
Dalam (Alligood, 2013), Model Rogerian menyediakan kerangka filosofis abstrak dari mana melihat manusia sebagai satu kesatuan dengan  lingkungan. Rogers menyatakan  sifat keperawatan didasarkan pada pengetahuan teoritis yang memandu praktik keperawatan, aplikasi SUBH yaitu :
a.       Praktik keperawatan.
Fokus dari tindakan  keperawatan adalah manusia sebagai makhluk yang utuh dan perubahan yang terjadi antara manusia dan lingkungan, semua intervensi keperawatan adalah tindakan noninvalsive seperti imajinasi terpimpin,humor, sentuhan terapeutik, musik. Yang digunakan untuk meningkatkan potensi dari manusia terutama menajemen nyeri, suport psikoterapi dan rehabilitasi
b.      Pendidikan keperawatan.
Banyak memberi pendidikan kepada pasien untuk dapat mengerti tentang pentingnya kekuatan dengan lingungan, latihan lebih banyak lagi tentang tindakan modalitas noninvalsive seperti sentuhan terapeutik, humor,program pemeberian edukasi secara bergantian.
c.       Penelitian keperawatan.
SUHB sebagai kerangka kerja bagi ratusan proyek penelitian selama 50 tahun terakhir, baru-baru ini Karya telah mengklarifikasi aplikasi SUHB untuk praktik keperawatan. Berdasarkan teori keperawatan ini muncul banyak sekali penelitian yang menjelaskan fenomena manusia dan praktik keperawatan secara langsung.mengamati, "Penelitian dan praktik adalah teori dan tindakan yang dapat salingmelengkapi pada saat berada di lapangan.
d.      Berpikir Kritis dalam Praktek Keperawatan SUHB.
Berpikir kritis  adalah proses konseptualisasi, penerapan, analisis, sintesis dan megevaluasi mengevaluasi informasi yang dikumpulkan dari u dihasilkan oleh observasi. Berpikir kritis dikembangkan yang menentukan tiga komponen : penilaian pola, pola bersama, dan evaluasi. Kegiatan yang terkait dengan komponen ini terjadi  secara simultan dan terus menerus selama perawatan klien. Proses kehidupan memiliki kesatuannya sendiri dan tidak terpisahkan dari lingkungan.(Alligood, 2013)
Critical Thinking in Rogers’ Mode  (Raile Alligood Martha, 2013)
Perawat
pasien
Pattern Appraisal
Self-Reflection
Comprehensive assessment of:
1.Human field patterns of communication, exchange, rhythms, dissonance, harmony
2. Environmental field patterns of  communication, rhythms, dissonance, harmon

Nutrition
Work/leisure activities
Exercise
Sleep-wake cycles
Relationships
ntuitive Reflection
Discomfort/Pain
Validate appraisal:
1.With self
2.With client
3.With others

Fears/hopes
Dream

Mutual Patterning of Human
and Environmental Field

Patterning Activities
Sharing knowledge
Offering choices
Empowering client
Fostering patterning
Music, art, humor, language

Meditation
Imagery
Journaling
Modifying surroundings, color,
temperature, sounds, touch, music, art, humor

Evaluation
Personal Appraisal
Ongoing pattern appraisa
dentify dissonance/harmony
Validate appraisal with clien
Areas for dissonance
Areas of harmony
Patterning activities

E.     MADELENE LEIGNINGER.
1.      Sejarah Madelene Leininger.
Leininger lahir di Sutton Nebraska pada 13 juli 1925, pada tahun 1948 dia mengambil program diploma di St. Anthony School og Nursing Denver Colorado, setelah itu dia melanjutkan pendidikan di St. Scholartica Kansas dengan mendapatkan gelar BS pada tahun 1950, selanjutnya gelar MS di raih pada tahun 1954 di Psychiatric and Mental Nursing di Universitas katolik Washinton DC amerika Serikat. Pada tahun 1965 Leininger meraih gelar Ph.D pada bidang antropologi budaya dan social di Universitas Washinton, Seatle Amerika serikat (Alligood, 2013).
Selain melanjutkan pendidikan leininger juga berperan sebagai seorang perawat, di awal kariernya dia mengakui bahwa konsep “caring” dalam dunia keperawatan sangat penting, karena rasa peduli terhadap sesama yang akan menjadikan seorang perawat mampu memberikan layanan keperawatan yang sempurna kepada pasien, karena konsep “caring” ini pulalah sehingga banyak pasien memberika ungkapan penghargaan setinggi-tingginya kepada leininger, berdasarkan penghargaan pasien ini sehingga leininger diminta untuk focus kepada perawatan yang berdasarkan “caring” yang menjadi titik central dari keperawatan.
   Pada tahun 1950, leininger bekerja pada sebuah bimbingan anak, pada masa inilah dia mendapatkan sebuah ide cemerlang yang biasa di sebut sebagai “kejutan budaya” dimana leininger menemukan pola-pola perilaku pada anak-anak tampak memiliki dasar budaya, leininger menyimpulkan bahwa kurangnya pengetahuan tentang budaya dan kurangnya rasa peduli merupakan penyebab kurangnya pemahaman dalam layanan keperawatan, dimana hal tersebut sangat dibutuhkan untuk mendukung kepatuhan pasien,penyembuhan dan pemulihan kesehatan.(Busher Betancourt, 2015)
Teori yang dikembangkan oleh leininger dapat membantu dalam mendefenisikan harapan hubungan antara pasien dengan perawat karena dalam layanan keperawatan, perawat merupakan pemberi layanan dan pasien adalah penerima layanan. Teori leininger ini beramaksud agar perawat memasukkan unsur budaya dalam berinteraksi dengan pasien sehingga penerapan layanan keperawatan tidak bertentangan dengan budaya yang dianut oleh pasien.(Busher Betancourt, 2015)
Leininger merupakan salah seorang ahli teori keperawatan yang revolusioner, intelektual, juga menjadi seorang peneliti, pendidik dan pemimpin dalam memahami konsep budaya kemudian menggabungkan konsep tersebut dengan layanan kesehatan.(Sagar, 2011)
2.      Pengertian Transkulutural Nursing.
Transcultural nursing adalah suatu keilmuan yang menggambarkan keperawatan yang berdasarkan competensi budaya untuk memberikan layanan keperawatan yang berkualitas berfocus memandang perbedaan dan kesamaan antar budaya yang dimiliki oleh setiap invidu (leininger, 2002) dalam. (Maier-Lorentz, 2008).
3.      Tujuan
Tujuan teori budaya ini adalah untuk mengidentifikasi, menguji, mengerti dan menggunakan konsep transcultural nursing dalam pelayanan keperawatan.
4.      Konsep keperawatan dalam transcultural nursing.
a.       Manusia
Manusia adalah suatu individu,keluarga kelompok yang memiliki kepercayaan atau norma-norma yang di pegang dan di jadikan suatu dasar untuk nenentukan pilihan dan melakukan suatu pilihan. leininger (1991) mengatakan manusia dapat mempertahankan budayanay di manapun di berada. Manusia di pandang dari segi kultur dari segi gendernya,jenis kelamin,ras,golongan,kondisi biomedis,akulturasi budaya.manusia dari kultur yang berbeda dapat di lakukan perawatan yang berbeda kaena menjaga kekhawatiran perbedaan presepsi yang berbeda dari perawat sehingga akan berpengaruh terhadap pelayanan keperawatan yang akan di berikan (Kasron, Sahran, & Ohorella, Usman, 2016).
b.      Lingkungan
Menurut Leininger (1991) lingkungan adalah keadaan menyeluruh meliputi situasi,pengalaman memberikan arti ekpresi individu,interprestasi dan social interaksi yaitu fisik,ekologi,social politik dan setting kultur. Lingkungan alam yang di ciptaka manusia di katakan lingkunagan fisik misalnya daerah katulistiwa,pegunungan,pemukiman padat penduduk dan suasana alam seperti pembangunan rumah didaerah Eskimo yang rumahnya hampir tertutup rapat di karenakan hampit tidak ada matahari sepanjang tahunnya.lingkungan social merupakan lingkungan secara keseluruhan struktur sosialnya berhubungan dengan social individu,keluarga atau kelompok kedalam masyarakat yang lebih luas.aturan yang di anut dalam lingkungan social adalah semua bentuk aturan yang berlaku di lingkunaga tersesbut. Andrew dan Boyle,1995 mengatakan Individu atau kelompok biasa  seperti musik,seni,riwayat hidup,bahasa dan atribut yang di gunakan biasa bersatu di katakana lingkunaga simbolik.
c.       Kesehatan
Menurut leninger (1995) sehat sebagai suatu keadaan sejahtera yang di artikan dalam kultur,nilai,praktik dalam bentuk tanggung jawab individu dan kelompok ataupun masyarakat yang terlihat dalam bentuk ekspresi aturan di tempatnya. Klien memilih serta aktif dalam budaya yang sesuai dengan keadaannya itu merupakan tujuan dari Asuhan Keperawatan. Status kesehatan dan budaya di tentukan oleh individu masing masing melalui proses belajar dari lingkunagannya. Proses menuju sehat ini melibatkan peran serta klien yang lebih dominan sehingga sehat yang di dapatkan adalah sehat secara holistic dan humanistik.
d.      Keperawatan
1)      Care adalah esensi keperawatan dan sesuatu yang berbeda,dominan,sentral dan focus pemersatu.
2)      Untuk kesejahteraan,kesehatan,pertumbuhan dan pertahanan dalam menghadapi tantangan atau kematian keperawatan bebasis cultural esensial.
3)      keperawatan berbasis cultural yang paling komprehensif dan holistic untuk mengetahiu,menjelaskan,menginterprestasikan dan meprediksi fenomenaproses keperawatan  dan memberi asuhan  Dalam pengambilan keputusan tindakan keperawatan.
4)      Transcultural nursing  adalah ilmu humanistic dan scientific care, merupakan profesi dengan manfaat utama melayani individu, kelompok,komunitas social  dan organisasi.
5)      Untuk pengobatan dan penyembuhan keperawatan yang berbasis cultural.penyembuhan tidak akan terjadi jika tidak ada perawatan, namun tanpa curing cering dapat eksis.
6)      Konsep cultural care,makna/arti, ekspresi, pola proses dan bentuk struktursl dan perawatan transkultural dengan diversitas (perbedaan) dan universalitas (persamaan).
Keperawatan adalah aktifitas yang diarahkan untuk mendukung ,membantu pemenuhan kebutuhan yang kongkruen dengan nilai budaya, kepercayaan, cara hidup dari penerima perawatan.keperawatan adalah sebagai ilmu pengetahuan dan seni humanistic yang berokus pada  perilaku perawatan personal,fungsi dan proses  yang di arahkan untuk promosi dan mempertahankan perilaku sehat atau proses penyembuhandari penyakit (leininger). Keperawatan merupakan profesi perawatan transkultural yang unik karena aktifitas perawatan pasien di tujukan untuk memberikan dukungan dan mempersiapkan pasien  untuk memenuhi kebutuhan sesuai dengan nilai budaya,kepercayaan dan gaya hidup mereka (Kasron et al., 2016).
Perlindunagan/mempertahankan budaya, mengakomodasi/ menegosiasi budaya dan rekonstruksi budaya adalah strategi yang di gunakan dalam asuhan keperawatan, hal itu adalah sebagai berikut :
1)      Mempertahankan budaya : dapat di lakukan jika budaya pasien tidak bertentangan dengan kesehatan misalnya budaya berolahraga setiap pagi.
2)      Negosiasi budaya,dilakukan untuk membantu pasien beradaptasi terhadap budaya tertentu yang lebih menguntungkan kesehatan. Misalnya : ibu hamil yang pantang makan makanan yang berbau amis, makan ikan bias dig anti dengan makanan yang mengandung protein lain.
3)      Restrukturisasi budaya,di lakukan bila budaya yang di miliki merugikan status kesehatan.misalnya perawat berupaya merestrukturisasi gaya hidup pasiennya yang berkebiasaan merokok aktif menjadi mengurangi kebiasaan merokok.

5.      Analisis teori leininger
a.       Clarity (kejelasan)
Leininger melalui teori culture care menggambarkan konsep dan teorinya dengan jelas. untuk memperjelas proposisi konsep tersebut teori ini di lengkapi dengan diagram yang di sebut dengan Sunrise Enabler. perawat dalam melakukan asuhan keperawatan tentunya terlebih dahulu memahami budaya yang di miliki suatu masyarakat.
b.      Simplicity (kesederhanaan)
Teori culture care diambil dari disiplin ilmu antropologi dan ilmu keperawatan. Teori ini mendefenisikan keperawatan transkultural sebagai bagian utama dari keperawatan, yang berfokus pada studi perbandingan dan analisa perbedaan budaya serta bagian budaya yang ada di dunia dengan tetap menghargai nilai-nilai asuhan, pengalaman sehat sakit dan juga kepercayaan yang dimiliki oleh masyarakat.
c.       Generality (generalisasi/keumuman)
Teory culture care memiliki cakupan teori yang luas melalui pendekatan presfektif multicultural, dapat di aplikasikan pada individu dan masyarakat dengan berbagai latar belakang budaya yang berbeda. Teori ini mempunyai kelemahan dalam pemberian asuhan keperawatan apabila di temukan konflik budaya antara pasien dan perawat.
d.      Empirical Precision (presisi Empiris)
Penelitian kuwalitatif dapat di lakukan pada teori culture care dalam mengungkap fenomena keperawatan dan kesehatan yang belum di ketahui dari berbagai budaya.
e.       Derivable Consequence (kosekuensi yang di dapat)
Dalam pencapaian tujuan keperawatan teori culture care Diversity and Universality sangat berperan penting.teori ini sangat bermanfaat  karena bias diaplikasikan dan esensial dalam pendidikan,pelayanan,penelitian keperawatan serta dapat membawa perubahan dalam perkembangan dunia keperwatan.praktek professional dalam keperawatan, penelitian keperawatan, pengembangan ide-ide baru dalam dunia keperawatan merupakan hal yang bersumber dari teori  culture care Diversity and Universality.

PEMBAHASAN

Analisis Perbedaan Falsafah dan Pradigma Keperawatan berdasarkan  Florence Nightingale, Martha E Roger, Medeline Leigninger.

Pembeda
Florence N
Martha E Roger
M Leigninger
Tujuan Keperawatan
Tujuan tindakan keperawatan adalah memelihara, mencegah infeksi dan cedera, memulihkan dari sakit, melakukan pendidikan kesehatan serta mengendalikan lingkungan.
Tujuan tindakan Keperawatan adalah mengunakan prinsip - prinsip hemodinamik untuk melayani manusia sebagai mahluk yg utuh dan berinteraksi dengan lingkungan
Tujuan teori budaya ini adalah untuk mengidentifikasi, menguji, mengerti dan menggunakan konsep transcultural nursing dalam pelayanan keperawatan
Kerangka Kerja Praktik
Lingkungan klien dimanipulasi untuk mencapai ketenangan, nutrisi, kebersihan, cahaya, kenyamanan, sosialisasi, dan harapan yang sesuai.
Mengeksplorasi cara merawat manusia sebagai mahluk yang utuh dan hubungannya dengan lingkungan.
Mengeksplorasi cara-cara untuk melakukan pelayanan kepeerawatan dengan pendekatan budaya.

Falsafah Keperawatan
Mengindentifikasi peran perawat dalam memberikan asuhan keperawatan dapat menciptakan dan memeliharan lingkungan yang terapeutik  
Mengidentifikasi peran perawat dalam melakukan layanan keperawatan pada individu senagai mahluk yang utuh dan hubungannya dengan lingkungan.
Mengidentifikasi competenci budaya dalam layanan keperawatan dan focus asuhan pada perbedaan dan kesemaan budaya.
Proses Keperawatan
Berfokus pada masalah lingkungan.  Terapeutik
Berfokus pada individu sebagai mahluk yang utuh.
Berfokus pada budaya dalam keperawatan.

PENUTUP

A. KESIMPULAN.
Teori yang di perkenalkan oleh Florence nightingale merupakan sebuah konsep keperawatan dimana layanan keperawatan yang diberikan berfokus pada intervensi lingkungan baik itu lingkungan fisik, psikologis maupun lingkungan social. Teori ini memungkinkan perawat mampu memodifikasi lingkungan sehingga dapat menjadi therapy tersendiri bagi pasien.
 Martha E Roger mengemukakan sebuah teori keperawatan yang berfokus pada kehidupan manusia secara utuh. Teori ini mempelajari asal usul manusia dan alam semesta antara lain antropologi, sosiologi, agama, filosofi, sejarah dan mitologi, termasuk bagaimana hubungan perkembangan manusia dengan lingkungannya.
Leininger merupakan salah seorang ahli teori keperawatan yang revolusioner, intelektual, juga menjadi seorang peneliti, pendidik dan pemimpin dalam memahami konsep budaya kemudian menggabungkan konsep tersebut dengan layanan kesehatan. Teori ini mengharapkan unsur budaya di aplikasi dalam pemberian layanan keperawatan untuk menghindari adanya bentrok antara perawat dengan pasien karena adanya unsur budaya yang tidak sesuai dengan intervensi keperawatan.

B. SARAN
1.        Bagi calon perawat semoga bisa mencontoh tauladan dari ilmu para ilmuwan yang disebutkan diatas.
2.        Tingkatkan ilmu dari para ilmuwan yang telah diberikan dari kata-kata diatas.
3.        Tingkatkan solidararitas antara tenaga kesehatan dengan lingkungan disekitarnya.

DAFTAR PUSTAKA

Alligood, M. R. (2013). Nursing Theory Utilization and Application. Journal of Chemical Information and Modeling (Vol. 53). https://doi.org/10.1017/CBO9781107415324.004
Alligood, M. R. (2014). Nursing Theorists and Their Work. Elsevier Mosby (8th ed.). United state of America: Mosby. https://doi.org/10.5172/conu.2007.24.1.106a
Alligood, M. R., & Fawcett, J. (2015). An Interpretive Study of Martha Roger’s Conseption of Pattern. Vision: The Journal of Rogerian Scholarship.
Asmadi. (2008). Konsep Dasar Keperawatan. jakarta: EGC.
Bahtiar, A. (2004). Filsafat Ilmu. Jakarta: Rajawali Pers.
Busher Betancourt, D. A. (2015). Madeleine Leininger and the Transcultural Theory of Nursing. The Downtown Review. Iss, 2(1), 1–8. Retrieved from http://engagedscholarship.csuohio.edu/tdr%5Cnhttp://engagedscholarship.csuohio.edu/tdr
Kasron, Sahran, & Ohorella, Usman, B. (2016). Teori Keperawatan dan Tokohnya. Jakarta: CV. Trans Info Media.
Ledy, S. K. (2004). Human Energy : a Conseptual Model Unitary Nursing Science. Visions. The Journal of Rogerian Scholarship.
Maier-Lorentz, M. M. (2008). Transcultural nursing: its importance in nursing practice. Journal of Cultural Diversity, 15, 37–43. https://doi.org/http://search.proquest.com/docview/219364449?pq-origsite=gscholar
Putri, A. A. (2016). Trend dan Issue Keperawatan. Bogor: In Media.

Sagar, P. (2011). Transcultural Nursing Theory and Models: Application in Nursing Education, Practice, and Administration. Retrieved from http://books.google.com/books?hl=en&lr=&id=sc2-iyGnTaYC&oi=fnd&pg=PR1&dq=Transcultural+Nursing+Theory+and+Models:+Application+in+Nursing+Education,+Practice+and+Administration.&ots=6Nn55VkBiT&sig=oED1jw-GxTMYCr7Rcm4-qlm1n_o
Location: Madjene, Labuang, Banggae Tim., Kabupaten Majene, Sulawesi Barat, Indonesia

0 comments:

Post a Comment