Friday, April 10, 2020

MODEL KONSEPTUAL KATHARINE KOLCABA : TEORI KENYAMANAN


TINJAUAN PUSTAKA
          
1.        KONSEP UTAMA TEORI
"Di dunia teknologi saat ini, misi utama keperawatan untuk memberikan kenyamanan kepada pasien dan anggota keluarga sangat penting. Kenyamanan menghalangi stresor yang muncul  dalam situasi perawatan kesehatan saat ini, dan saat kenyamanan meningkat, pasien dan keluarga diperkuat untuk tugas di depan. Selain itu, perawat merasa lebih puas dengan perawatan yang mereka berikan (Arifuddin & Burhanudin, 2015). Kolcaba memulai  Studi Teorinya berdasarkan praktik  keperawatannya di awal studi doktoral. Ketika kolcaba mempresentasikan kerangka konsep dalam perawatan demensia peserta saat itu bertanya, apakah kolcaba sudah pernah menganalisis konsep kenyamanan sebelumnya.  Inilah awal mulah Kolkaba melakukan investigasi ke dalam konsep Kenyamanan (Alligood, 2014).
Kolcaba menerbitkan analisis konsep kenyamanan dengan suaminya yang seorang filsuf (Kolcaba & Kolcaba, 1991), Diagram aspek kenyamanan (Kolcaba, 1991), dimana kenyamanan dioperasionalkan sebagai hasil perawatan (Kolcaba, 1992a), Kontekstual kenyamanan dalam teori middle-range (Kolcaba, 1994), dan menguji teori tersebut dalam sebuah studi intervensi (Kolcaba &Fox, 1999). Dalam teori kenyamanan, kata kenyamanan menyatakan  kata benda atau kata sifat dan hasil yang disengaja, berfokus pada pasien / keluarga, perawatan berkualitas. Meskipun Keakraban setiap orang dengan ide kenyamanan, Ini adalah istilah kompleks yang memiliki beberapa arti dan penggunaan bahasa sehari-hari (Smith, M. & Parker, 2015)
Menurut Oxford English Dictionary (OED), Kolcaba mempelajari bahwa definisi asli dari  kenyamanan adalah "untuk Mempererat." Dengan Definisi dapat menjadi Alasan yang bagus bagi perawat untuk memberikan kenyamanan kepada pasien sehingga pasien akan merasa lebih baik dan Perawat akan merasa lebih puas (Alligood, 2014)
Menurut Kolcaba (1994) Kenyamanan dalam praktik keperawatan sebagai "kepuasan” (secara aktif, pasif, atau kooperatif) dari kebutuhan dasar manusia untuk kelegaan, kemudahan, atau transendensi yang timbul dari situasi perawatan kesehatan yang penuh tekanan (McEwen, 2014). Catatan Sejarah tentang kenyamanan dalam keperawatan sangatlah banyak. Dengan mengunakan Teori kenyamanan dari Flore Natingael yang menyatakan apa yang kita lihat atau amati akan hilang tapi apa yang harus dilihat itu harus dapat menyelamatkan kehidupan dan meningkatkan status kesehatan dan kenyamanan hidup (Alligood, 2014)
Kolcaba mengungkapkan bahwa kebutuhan kenyamanan  klien timbul dari situasi stimulus yang dapat menyebabkan ketegangan negatif  dengan Meningkatnya kenyamanan bisa menimbulkan berkurangnya ketegangan negatif dan terjadilah ketegangan positif.  Artinya bahwa Kenyamanan dipandang sebagai hasil perawatan yang dapat mempromosikan atau memfasilitasi perilaku pencarian kesehatan. Hal ini mengemukakan bahwa peningkatan Kenyamanan dapat meningkatkan perilaku pencarian kesehatan (McEwen, 2014).
Dari tahun 1900 sampai 1929, kenyamanan adalah tujuan utama Keperawatan dan Kedokteran karena, melalui kenyamanan, proses pemulihan dapat tercapai (McIlveen & Morse, 1995). Menurut Aikens (1908) bahwa ada sikap yang mengabaikan tentang kenyamanan pasien. Kenyaman pasien adalah pertimbangan pertama dan terakhir perawat. Seorang perawat yang terampil dalam membuat pasien memperoleh kenyamanan dan menyedikan kenyamaman adalah faktor utama penentu kemampuan dan karakter perawat (Alligood, 2014)
Menurut Hamer (1962) menyataan bahwa fokus  asuhan keperawatan memberikan suasana kenyamamanan dan asuhan keperawatan individu antara lain kebahagiaan, kenyamanan dan kemudahan, fisik dan mental di samping istirahat dan tidur, gizi, kebersihan dan eliminasi. Dari contoh kenyamanan yang di kemukan oleh para ahli di definikan kenyamanan  dapat secara positif dan dicapai dengan bantuan dari perawat dan dalam beberapa kasus, menunjukan peningkatan dari keadaan atau kondisi sebelumnya. Intuisi kenyaman dikaitkan dengan memelihara aktifitas (Alligood, 2014).
Kolcaba menggunakan gagasan dari tiga ahli teori keperawatan awal untuk mensintesis atau mendapatkan jenis kenyamanan dalam analisis konsep (Kolcaba & Kolcaba, 1991) (Alligood, 2014).
·           Relief (Bantuan/Dorongan) adalah  disintesis dari karya Orlando (1961), yang mengemukakan bahwa perawat lega akan kebutuhan diungkapkan oleh pasien.
·           Ease (Kemudahan) disintesis dari karya Henderson (1966), yang menggambarkan 13 fungsi dasar manusia yang harus dijaga selama perawatan.
·           Transendensi (Kelebihan) berasal dari Paterson dan Zderad (1975), yang mengusulkan agar pasien dapat mengatasi kesulitan mereka dengan bantuan perawat.
Empat Konteks kenyamanan, dialami oleh mereka yang menerima perawatan besarsal dari literatur keperawatan. Konteksnya adalah fisik, psychospiritual, sosial budaya dan lingkungan. Keempat konteks yang di bandingkan dengan tiga jenis kenyamanan, menciptkan struktur taksonomi (matriks) yang mempertimbangkan kompleksitas kenyamanan sebagi hasil (Arifuddin & Burhanudin, 2015)



Gambar 2.1 Taxonomic structure of comfort (Alligood, 2014)
Keterangan :
Jenis kenyamanan:
a.    Relief (bantuan) :Keadaan dimanapasien memiliki kebutuhan khusus.
b.    Ease (Kemudahan): Keadaaan tengan atau kepuasan
c.    Transcendece (kelehihan): Keadaan dimana permasalahan seseorang bertambah atau sakit.
Konteks dimana kenyamanan terjadi:
a.    Fisik: Berkaitan dengan sensasi tubuh
b.   Psikospiritual: Berkaitan dengan kesadaran internal diri, termasuk harga diri, konsep, seksualitas dan makna dalam kehidupan seseorang; hubungan sesorang dengan tatanan yang lebih tinggi.
c.    Lingkungan : Berkaitan dengan lingkungan eksternal, kondisi, dan pengaruh.
d.   Sosial: Berkaitan dengan intrapersonal, keluarga, dan hubungan sosial (Keuangan, pengajaran, petugas kesehatan), tradisi keluarga, ritual dan praktek keagamaan.

Oleh karena itu, intervensi kenyaman digunakan sebagai tindakan untuk mengurangi  kecemasan, juga bisa mengurangi penggunaan dosis analgesia yang dibutuhkan untuk menghilangkan rasa sakit. Pada konsep kenyamanan secara terrus menerus, Konsep kenyamanan total  (sebanyak bisa diharapkan mengingat situasinya) adalah satu Akhir yang ekstrem, dan penderitaan ada di ujung sana (Smith, M. & Parker, 2015).
Kolcaba menyakini bahwa perawat sudah tahu bagaimana dan ingin mempraktikkan perawatan yang menenangkan dan yang dapat dengan mudah dimasukkan ke dalam setiap tindakan keperawatan. Banyak perawat memberikan kenyamanan peduli secara intuitif tapi tidak mendokumentasikannya (Smith, M. & Parker, 2015).
Struktur taksonomi menyediakan peta domain pada konten kenyamanan. Ini mengantisipasi bahawa peneliti akan merancang intrumen dimasa depan sperti kuesioner yang dikembangnkan dari taksonomi untuk akhir dari kehidupan instrumen. Dalam Teori Kolcaba mereka yang menerima tindakan kenyamana di sebut sebagai penerima (recipients), pasien, mahasiswa, tahanan, pekerja, orang dewasa yang lebih tua, komunitas dan Institusi. Beberapa konsep utama dalam teori ini adalah: (Smith, M. & Parker, 2015)
A. Intervensi kenyamanan adalah tindakan keperawatan yang di rancang untuk memenuhi kebutuhan kenyamanan yang spesifik pada penerima, termasuk fisiologis sosial, budaya, keuangan, psikologis, agama, lingkungan dan intervensi fisik.
Dalam konteks pengalaman ini, Ada tiga jenis intervensi kenyamanan (dijelaskan kemudian): teknis, pembinaan, dan kebutuhan kenyamanan untuk jiwa.
B.  Intervensi Variabel adalah interaksi yang dapat mempengaruhi penerima unruk kenyamamanan. Terdiri dari variabel-variabel seperti itu seperti pengalaman masa lalu, usia, sikap, pusat emosional, sistem pendukung, prognosis, keuangan, pendidikan, latar belakang budaya, dan totalitas elemen dalam pengalaman penerima. Mereka tidak mudah dipengaruhi oleh perawat.
C. Kenyamanan adalah keadaan yang dialami oleh para penerima intervensi kenyamanan
D. Perilaku mencari kesehatan menyusun kategori yang luas dari hasil terkait untuk mencari kesehaatan seperti yang diartikan penerima yang berkonsultasi dengan perawat. Konsep perilaku pencarian kesehatan itu dikembangkan oleh Dr. Rozella Schlotfeldt (1975) dan mewakili kategori luas berikutnya hasil yang berkaitan dengan pengejaran kesehatan. Schlotfeldt menyatakan bahwa Perilaku mencari kesehatan bisa bersifat internal atau eksternal. Perilaku mencari kesehatan yang realistik ditentukan oleh penerima perawatan bekerja sama dengan tim perawatan kesehatan mereka.
E.  Integrasi Kelembagaan seperti masyarakat, sekolah, rumah sakit, regional, negara dan kota yang memiliki kualitas yang lengkap, utuh, suara, jujur, menarik, etika dan tulus memiliki integritas kelembagaan.
F.  Praktik terbaik berhubungan dengan penggunaan intervensi kesehatan berdasarka bukti untuk menghasilkan kemungkinan hasil yang terbaik pada pasien dan keluarga (kelembagaan).
G. Kebijakan Terbaik berkaitan dengan institusi atau kebijakan daerah mulai dari protokol untuk prosedur dan kondisi medis untuk mengakses dan pemberian perawatan kesehatan.
Berdasarkan konsep utama, maka dikembangkanlah kerangka konseptual dari teori kenyamanan sebagai berikut.

Gambar 2.2 Conceptual framework for the Theory of Comfort (Alligood, 2014).

Kerangka Konseptual diatas, menurut Kolcaba (2001) dapat dijelaskan sebagi berikut:
a.    Perawat mengindentifikasi kebutuhan kenyamanan pasien dan anggota keluarga.
b.   Perawat menyusun intervensi untuk memenuhi kebutuhan
c.    Variabel intervensi perlu di pertimbangkan ketika membuat sebuah intervensi
d.   Ketika intervensi dimunculkan dalam cara merawat dan efektif dan apabilah peningkatan kenyamanan telah tercapai, intervensi itu disebut alat ukur/pengukuran kenyamanan (comfort measure).
e.    Pasien dan perawat menyepakati perilaku mempertahankan kesehatan kesehatan yang dapat dipertimbangkan dan realistis.
f.    Jika Peningkatan kenyamanan tercapai, pasien dan anggota keluarga lebih menyukai perilaku mempertahankan kesehatan untuk peningkatan kenyamanan yang lebih jauh
g.   Ketika pasien dan anggota keluarga diberikan perawatan kenyamanan dan mengguanakan perilaku untuk mempertakan kesehatan, mereka akan merasa lebih puas denga pelayanan kesehatan dan memiliki tingkat kesehatan yang lebih baik.
h.   Ketiak pasien keluarga dan perawat merasa puas dengan pelayanan kesehatan dalam sebuah intitusi, Masyarakat akan mengakui kontribusi institusi terhadap pelayanan kesehatan yang akan membantu mempertahankan kelangsungan dan perkembangan institusi (Arifuddin & Burhanudin, 2015)
Setelah Kolcaba mengembangkan teorinya, dia menunjukkan perubahan kenyamanan bisa diukur menggunakan desain eksperimental dalam disertasinya (Kolcaba & Fox, 1999). Dalam penelitian ini, Kebutuhan perawatan kesehatana dalah kebutuhan (kenyamanan) yang terkait dengan Diagnosis awal kanker payudara. Intervensi holistik tentang Imajinasi terbimbing, danHasil yang diinginkan adalah kenyamanan mereka. Hasil penelitian membuktikan perbedaan yang signifikan kenyamanan dari waktu ke waktuantara wanita yang mendapat imajinasi terbimbing dankelompok perawatan biasa (Kolcaba & Fox, 1999). Contoh intervensi yang telah diuji meliputi:
·           Imaginasi Terbimbing untuk pasien psikiatri (Apóstolo& Kolcaba, 2009)
·           Sentuhan yang menyembuhkan (healing touch) dan dukungan  untuk pengurangan stres pada mahasiswa (Dowd, Kolcaba, Steiner, &Fashinpaur, 2007)
·           Pijatan dengan tangan untuk Perawatan jangka panjang (Kolcaba, Dowd, Steiner, & Mitzel, 2004; Kolcaba, Schirm, & Steiner, 2006)
·           Pakaian hangat dengan suhu yang dapat diatur pasien untuk mengurangi kecemasan dan meningkatkan kenyamanan pada  pasien pra operasi (Wagner, Byrne, & Kolcaba, 2006).

2.        KONSEP UTAMA KEPERAWATAN MENURUT KOLCABA

Asumsi utama dari teori ini adalah: (Arifuddin & Burhanudin, 2015)
a.      Keperawatan
Keperawatan adalah sebuah bentuk identifikasi untuk mengkaji kebutuhan rasa nyaman, merencanakan intervensi untuk memenuhi rasa nyaman, dan mengevaluasi tingkat kenyamanan setelah dilakukan implementasi dan membandingkan dengan yang sebelumnya.
b.      Pasien
Yang di maksud dengan pasien adalah  penerima perawatan individu, keluarga, institusi, komunitas yang membutukan pelayanan keperawatan. Perawat meungkin juga bisa sebagai resepien yang membutukan rasa nyaman, yaitu terkait peningkatan kenyamanan kerja ketika ada inisiatif untuk memperbaiki kondisi kerja.
c.       Lingkungan
Lingkungan adalah berbagai aspek dari pasie , keluarga, atau aturan institusi yang bisa dimanipulasi oleh perawat, institusi untuk meningkatkan kenyamanan.
d.      Kesehatan
Ksehatan adalah fungsi optimal dari pasien, keluarga, penyedia layanan kesehatan atau komunitas yang diartikan sebagai pasien atau kelompok.

3.        ASUMSI TEORI COMFORT KOLCABA
a.    Clarity (kejelasan)
Pasien di gambarkan sebagai Mahluk hidup holistik, yang memiliki respons kompleks terhadap stimulus untuk meningkatkan kenyamanan dalam konteks pengalaman fisik, psikospiritual, sosial kultural dan lingkungan
b.   Simplicity (Kesederhanaan)
Rasa nyaman adalah kebutuhan dasar manusia dan komponen-komponen rasa nyaman ini dapat dijadikan tolak ukur keberhasilan pemberian intervensi keperawatan. Dimana teori ini menitiberatkan pada asuhan keperawatan yang berfokus pada kebutuhan holitik pasien.
c.    Generality (Keumuman)
Tujuan pemenuhan rasa nyaman pasien menurut tingkat Relief, Ease, dan Transdence yang terintegrasi ke dalam empat konteks pengalaman holitik yang terdiri dari fisik, psikospiritual, sosiokultural dan lingkungan. Teori Kenyamanan mudah dipahami dan dapat di aplikasikan pada semua kelompok usia dan diterapkan diberbagai jenis praktik keperawatan.
d.   Accesibilty (Aksessibilitas)
Kolcaba telah banyak melakukan penelitian di berbagai kalanganumur dan jenis praktik keperawatn dan telah mengembangkan berbagai tools tentang comfort seperti general comfort questionnare, visual analog scale, radiation therapy comfort questionaner, urinari incontinence and frequency comfort questionaner, hospice comfort questionaner and comfort behavior checklish yang dapat dikembangkan melalui penelitian lanjutan.
e.    Derivable Cosequence
Teori comfort dapat dijadkan sebagai kerangka konsep untuk penilaian pasien, baik mengunakan verbal rating scale (dalam klinis) dan comfort questionaner (dalam penelitian.

Teori Comfort telah dimasukan dalam sistem Klasifikasi Keperawatan seperti NANDA, NIC, NOC sehingga dapat berpengaruh dalam pendidikan keperawatan dengan mempelajari lebih lanjut tentang aplikasi rencana keperawatan Comfort.
struktur Taksonomi Comfort kebutuhan untuk studi kasus (Alligood, 2014)

Context of Comfort
Relief
Ease
Transcendence
Physical
Kembali sakit
Awal Kontraksi Kuat
Kegelisahan dan kecemasan
Pasien berpikir, "apa yang akan terjadi dengan keluarga saya dan bayi saya?"

Psychospiritual
Kecemasan dan ketegangan
Ketidakpastian tentang prognosis
Perlu dukungan emosional dan spiritual

Environmental
Teman sekamar adalah primigravida Kamar kecil, bersih, dan menyenangkan
Kurangnya privasi
Telepon di kamar
Perasaan terkurun dengan istirahat

Kebutuhan untuk unsur-unsur lingkungan yang tenang, akrab dan aksesibilitas gangguan

Sociocultural
Ketiadaan keluarga dan sensitif kultural perawatan
Keluarga tidak hadir Hambatan bahasa
Perlunya dukungan dari keluarga atau orang penting lainnya.
Kebutuhan informasi dan konsultasi.


Tindakan dan Intervensi Asuhan Untuk Kenyamanan (Alligood, 2014)

Type of Comfort Care Action or Intervention
Example
standar Intervensi kenyamanan
Tanda-tanda vital
Hasil Laboratorium
Pengkajian pasien
Pengobatatan dan perawatan
Pekerja sosial
Pembinaan
Bantuan emosional
Kepastian
pendidikan
Mendengarkan
Rohaniwan
Kenyamanan makanan untuk jiwa
Terapi energi seperti sentuhan penyembuhan jika bisa diterima secara budaya.
Terapi musik atau imajinasi terbimbing (pilihan musik pasien).
Menghabiskan waktu
Koneksi pribadi
Pengurangan rangsangan lingkungan


4.        APLIKASI TEORI KENYAMANAN
Aplikasi teori kenyamanan di area keperawatan menggunakan metode pendekatan proses keperawatan. Proses keperawatan mencakup pengkajian, penegakan diagnose keperawatan, menyusun intervensi keperawatan, implementasi dan evaluasi. (Kolcaba & DiMarco, 2005)
1.      Pengkajian
Pengkajian ditujukan untuk menggali kebutuhan rasa nyaman klien dan keluarga pada empat konteks pengalaman fisik, psikospiritual, sosialkultural dan lingkungan. Kenyamanan fisik terdiri dari sensasi tubuh dan mekanisme homeostasis. Kenyamanan psikospiritual mencakup kesadaran diri dan hubungan manusia pada tatanan yang lebih tinggi. Kenyamanan lingkungan terdiri dari lampu, bising, lingkungan sekeliling, cahaya, dan suhu.
2.      Diagnose keperawatan
Diagnose keperawatan didapatkan dari masalah klien, baik kenyamanan fisik, psikospiritual dan kenyamanan lingkungan.
3.      Intervensi keperawatan
Intervensi keperawatan bertujuan meningkatkan rasa nyaman. Intervensi kenyamanan memiliki tiga kategori :
a.  Intervensi kenyamanan standar untuk mempertahankan homoestasis dan mengontrol rasa sakit
b. Latihan untuk meredakan kecemasan, memberikan jaminan dan informasi, menanamkan harapan, mendengarkan dan membantu merencanakan pemulihan
c.  Tindakan yang menenangkan bagi jiwa
4.      Implementasi keperawatan
Kebutuhan kenyamanan fisik termasuk deficit dalam mekanisme fisiologis yang terganggu atau beresiko karena sakit atau prosedur invasive. Kebutuhan fisik yang tidak jelas terlihat dan yang mungkin tidak disadari seperti kebutuhan cairan atau keseimbangan elektrolit, oksigenasi atau termoregulasi. Kebutuhan fisik yang terlihat seperti sakit, mual, muntah, menggigil atau gatal lebih mudah ditangani dengan maupun tanpa obat. Standar kenyamanan intervensi di arahkan untuk mendapatkan kembali dan mempertahankan homoestasis.
5.      Evaluasi
Evaluasi keperawatan dilakukan setelah implementasi. Beberapa instrument telah dikembangkan untuk mengukur pencapaian tingkat kenyamanan seperti behaviors ceklist ataupun children comfort disiases sesuai dengan usia klien.


PEMBAHASAN

APLIKASI TEORI KATHARINE KOLCABA : TEORI KENYAMANAN PADA KASUS PASIEN ANAK DI RUANG RAWAT INAP NON BEDAH

A.    Pengkajian kenyamanan pada konteks fisik
Klien adalah seorang anak berusia 15 tahun, perempuan, dirawat di Rumah Sakit diruang rawat non bedah dengan diagnose medis demam typoid. Keluhan saat ini, klien mengeluh mual, pusing, nyeri abdomen, dan lemas. Sebelumnya tidak pernah dirawat di rumah sakit. Hasil pengukuran tanda-tanda vital: Tekanan darah 110/70mmHg, nadi 96 kali permenit, suhu 36,4©. Berat badan sekarang 43 kg, tinggi badan 155 cm. pemeriksaan fisik didapatkan data konjungtiva tidak anemis, suara nafas vesikuler, bising usus 8x/menit, hepar tidak teraba. Hasil pemeriksaan laboratorium: Hb 14,9, Ht 45, trombosit 210.000, widal titer O 1/320, widal titer H 1/160. Saat ini mendapatkan terapi cairan dekstrose 5% 100 cc , injeksi tricevin 2x1 gr/IV, Donperidon 3x1 cc

B.     Pengkajian kenyamanan pada konteks psikospiritual
Ibu mengatakan klien adalah anak yang percaya diri dan mudah bergaul, mempunyai banyak teman dan merasa sedih karena tidak dapat berkumpul dengan mereka selama sakit. Klien merasa sangat senang ketika dijenguk oleh teman-temannya di rumah sakit. Klien teratur melaksanakan ibadah agama dan berdoa dirumah. Tetapi sejak klien di rawat di rumah sakit, klien tidak melaksanakan ibadah karena kondisi tubuh lemah, klien belum menarche, informasi tentang pubertas didapatkan dari majalah dan cerita teman. Orang tua memberikan penjelasan apabila klien bertanya.

C.    Pengkajian kenyamanan pada konteks lingkungan
Ruangan kamar yang menggunakan AC dengan pengharum ruangan, satu kamar untuk dua pasien dengan lampu penerangan masing-masing klien. Terdapat sofa untuk keluarga, kamar mandi bersih daan nyaman. Anak  dan keluarga  merasa tidak nyaman karena lingkungan hospitalisasi sehingga ingin segera pulang ke rumah.

D.    Pengkajian kenyamanan pada konteks sosiokultural
Klien adalah anak ketiga dari tiga bersaudara. Ayah tidak pernah menjenguk karena bekerja sebagai supir di kedutaan besar. Anak tidak sedih berpisah dari ayah karena ayahnya sudah terbiasa tidak dirumah karena bekerja. Klien lebih dekat dengan ibu dari pada ayahnya.



Tabel 3.1 Struktur Taksonomi Comfort Kolcaba pada Kasus Anak dengan Demam Typoid.
Tipe Kenyamanan
Relief
Ease
Trancenden
Fisik

Mual, pusing, lemas, nyeri abdomen


Psikospiritual


Anak menyesal berpisah dengan teman-temannya
Anak senang dijenguk teman-temannya
Lingkungan


Klien merasa tidak nyaman dengan kondisi hospitalisasi, anak dan keluarga ingin segera pulang
Keluarga dan klien merasa nyaman
Sosiokultural



Anak tidak sedih berpisah dengan ayahnya karena ayahnya sudah terbiasa tidak dirumah karena bekerja

E.     Klasifikasi data
a.       Data subjective
*      Klien mengeluh mual, pusing, nyeri abdomen, dan lemas
*      Klien merasa sedih karena tidak dapat berkumpul dengan teman-temannya selama sakit
*      klien tidak dapat melaksanakan ibadah karena kondisi tubuh lemah
*      klien dan keluarga  merasa tidak nyaman karena lingkungan hospitalisasi
b.      Data objective
*      Tekanan darah: 110/70 mmHg, Nadi 96x/menit, suhu 36,40C,
*      BB: 43 kg, tinggi badan 155 Cm
*      Hasil pemeriksaan laboratorium: Hb 14,9, Ht 45, trombosit 210.000, widal titer O 1/320, widal titer H 1/160
F.     Diagnosa Keperawatan
1.      Nyeri berhubungan dengan iritasi intestinum
2.      Kelemahan berhubungan dengan proses penyakit
3.      Ketidaknyaman berhubungan dengan proses  hospitalisasi
4.      Resiko nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan ketidakmampuan mengabsorbsi nutrisi.

G.    Intervensi keperawatan

v Diagnosa keperawatan Nyeri berhubungan dengan dengan iritasi intestinum. Tujuan agar rasa mual berkurang, tidak mengganggu aktifitas makan.
Intervensi kenyamanan
Tindakan keperawatan
Standard comfort
*      Kaji ulang intestitas mual, factor yang memperberat mual, dan meringankan mual
*      Kolaborasi pemberian cairan
*      Kolaborasi pemberian obat Analgetik
Coaching
*      Jelaskan pada anak penyebab munculnya mual
Comfort food for the soul
*      Ajarkan pada klien teknik imagery guidance
*      Libatkan keluarga dalam latihan imagery guidance

v Diagnosa keperawatan kelemahan berhubungan dengan proses penyakit . Tujuan agar klien mampu beraktivitas sesuai toleransi
Intervensi kenyamanan
Tindakan keperawatan
Standard comfort
*      Kaji ulang aktifitas klien sebelum dan sesudah sakit
*      Ukur nadi, frekuensi pernafasan, tekanan darah seblum dan sesudah aktifitas
*      Pembatasan aktivitas klien
Coaching
*   Ajarkan pada keluarga untuk memenuhi ADL ditempat tidur
*   Ajarkan pada keluarga tanda-tanda intoleransi aktifitas
Comfort food for the soul
*   Damping anak melakukan aktivitas yang digemari dan dapat dilakukan ditempat tidur

v Diagnosa keperawatan Ketidaknyamanan berhubungan dengan proses hospitalisasi. Tujuan: Klien merasa nyaman dengan proses hopitalisasi/ prosedur tindakan
Intervensi kenyamanan
Tindakan keperawatan
Standard comfort
*   Kaji lingkungan yang mempengaruhi kenyamanan klien

Coaching
*   Edukasi tentang penyakit dan prosedur tindakan
Comfort food for the soul
*    Keluarga mendampingi anak pada setiap melakukan prosedur tindakan sampai pemulihan

v Diagnosa keperawatan resiko nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan ketidakmampuan mengabsorbsi nutrisi. Tujuan agar tidak terjadi penurunan berat badan
Intervensi kenyamanan
Tindakan keperawatan
Standard comfort
*  Kaji ulang pola makan klien sebelum sakit dan sesudah sakit
*  Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan diet klien selama sakit dan setelah kembali ke rumah
*  Timbang berat badan klien setiap hari dengan neraca timbangan yang sama
Coaching
*       Ajarkan pada keluarga untuk membuat jadwal klien selama dirumah
*       Kenalkan kepada keluarga bahan makanan yang baik untuk pertumbuhan klien
Comfort food for the soul
*  Dampingi keluarga untuk menyusun menu sesuai anjuran ahli gizi
*  Ciptakan suasana yang menyenangkan pada saat makan
*  Berikan kebebasan pada klien untuk memilih menu makanan sesuai daftar anjuran


ANALISIS KASUS TEORI KATHARINE KOLCABA : TEORI KENYAMANAN PADA KASUS PASIEN ANAK DI RUANG RAWAT INAP NON BEDAH
Analisis kasus teori Katharine Kolcaba pada kasus pasien berdasarkan (Kolcaba & DiMarco, 2005) yaitu :
A.  Pengkajian rasa nyaman terkait pengalaman fisik
Pengkajian rasa nyaman terkait pengalaman fisik klien dapat dilakukan dengan cara wawancara dan pemeriksaan fisik. Secara umum perawat mengobservasi keadaan klien, mengamati sikap tubuh klien, perilaku yang menunjukkan ketidaknyamanan. Pengkajian secara menyeluruh dapat dilakukan dengan pemeriksaan head to toe. Data antropometri melengkapi data pemeriksaan head to toe. Pemeriksaan ini mendukung masalah ketidaknyamanan fisik klien.
Anak yang dirawat di rumah sakit datang dengan keluhan utama. Keluhan ini dapat terkait dengan riwayat kesehatan masa lalunya. Gangguan kesehatan anak dapat pula disebabkan karena penyurunan fungsi imunitas sehingga perlu dikaji riwayat imunisasi anak. Pergeseran status kesehatan anak dapat terjadi karena gangguan fungsi fisiologis system maupun organ. Gangguan ini dapat diperiksa dengan pemeriksaan penunjang seperti pemeriksaan laboratorium, dan pemeriksaan penunjang lainnya. Hasil pemeriksaan penunjang dapat memperkuat dugaan penyebab rasa tidak nyaman anak secara fisik.

B.  Pengkajian rasa nyaman terkait pengalaman psikospiritual
Pengkajian rasa nyaman terkait psikospiritual mencakup kepercayaan diri, motivasi dan kepercayaan terhadap Tuhan. Pengkajian psikospiritual pada anak disesuaikan dengan tahap perkembangan anak. Pencapaian tahap perkembangan psikoseksual termasuk dalam pengalaman psikospiritual karena akan berpengaruh terhadap kepercayaan diri anak. Pada kasus ini remaja dikaji tahap perkembangan pubertasnya, gambaran diri dan nilai diri. Remaja mengalami masa peralihan antara masa anak-anak dan dewasa sehingga terjadi perubahan psikoseksual. Perubahan bentuk fisik sebaiknya dapat diterima dengan baik oleh anak sehingga terbentuk rasa percaya diri dan gambaran diri yang baik. Remaja yang sakit dan dirawat di rumah sakit dapat terganggu karena harus berbagi kamar dengan orang lain. Bila perubahan ini tidak dapat diterima oleh anak maka dapat menimbulkan rasa tidak nyaman.

C.  Pengkajian rasa nyaman terkait pengalaman sosiokultural
Pengkajian rasa nyaman terkait pengalaman sosiokultural mencakup perkembangan social anak baik interpersonal maupun intrapersonal. Lingkungan social yang banyak berinteraksi dengan anak adalah keluarga. Masalah yang muncul antara pemberi asuhan dengan dengan anak akan menimbulkan rasa tidak nyaman secara social. Anak remaja mengalami perubahan dalam menjalin hubungan. Remaja tidak lagi banyak terikat dengan hubungan orang tua dan anak tetapi lebih banyak terlibat hubungan dengan kelompoknya yang mempunyai nilai-nilai tertentu.
Nilai yang dianut oleh remaja dan kelompoknya tidak selalu sama dengan nilai yang dapat diterima oleh masyarakat umum. Mungkin saja nilai tersebut sejalan atau bertentangan dengan nilai kultural. Perubahan ini sebaiknya di antisipasi oleh keluarga dan masyarakat. Sehingga tidak timbul ketegangan-ketegangan yang dapat menimbulkan masalah ketidaknyamanan sosiokultural.
Remaja yang dirawat di rumah sakit akan terpisah dengan kelompoknya untuk sementara waktu. Perpisahan ini akan mengakibatkan klien menyendiri sehingga timbullah rasa tidak nyaman pada anak. Remaja lebih bersedih berpisah dengan teman-teman daripada berspisah dengan keluarga. Keluarga mengalami perubahan terkait perawatan anak dirumah sakit, yang harus meninggalkan rumah dan menemani anak di selama sakit. Sehingga semua dapat mengakibatkan adanya ketidaknyaman secara sosiokultural.

D.  Pengkajian rasa nyaman terkait pengalaman lingkungan
Pengkajian lingkungan pada teori kenyamanan ini mencakup respon adaptasi anak dan keluarga terhadap lingkungan fisik di rumah sakit. Lingkungan yang berbeda dengan hospitalisasi pertama dapat menjadi suatu stressor tersendiri bagi anak dan keluarga, stressor tersebut dapat berupa pencahayaan, kebisingan, suhu dan lain-lain.

E.  Masalah keperawatan
Masalah keperawatan dapat dianalisa dari struktur taksonomi kenyamanan yaitu fisik, psikospiritual,, sosiokultural dan lingkungan anak dan keluarga. Yang menunjukkan perubahan homoestasis dan respon fisiologis anak termasuk didalam diagnosis rasa tidak nyaman fisik pada level relief karena klien merasa pusing, mual, lemas, dan konjungtiva anemis.
Pengalaman psikospiritual anak mengalami rasa tidak nyaman pada level ease karena anak merasa sedih berpisah dengan teman-temannya. Rasa nyaman meningkat pada level ease ketika teman-teman klien menengok ke rumah sakit.
Pengalaman lingkungan anak mengalami masalah di level transcende karena anak dan keluarga merasa tidak nyaman dengan hospitalisasi, dikarena anak baru pertama kali dirawat.
Pengalaman sosiokultural anak mengalami masalah pada level transcendence karena anak merasa tidak sedih berpisah dengan ayahnya, hal ini menunjukkan bahwa anak tidak dekat dengan ayah. Ketidakeratan hubungan ini  karena orang tua belum siap menghadapi perubahan anaknya yang beranjak dewasa.

F.   Intervensi keperawatan
Intervensi keperawatan berfokus pada peningkatan rasa nyaman anak dan keluarga. Pengkajian keperawatan dengan menggunakan taksonomi. Mengkaji kenyamanan tidak memerlukan waktu yang lama untuk mengkaji sehingga perawat mempunyai waktu luang untuk melakukan intervensi. Intervensi dikelompokkan menjadi tiga jenis intervensi yaitu intervensi standard, pembinaan, dan tindakan kenyamanan ekstra perawat. Masing-masing kenyamanan berbeda focus intervensinya.

G. Implementasi dan evaluasi
Intervensi keperawatan di implementasikan kemudian di evaluasi. Evaluasi menggunakan instrument yang berbeda-beda antara klien tergantung dari tingkat perkembangan anak. Kenyamanan klien yang telah tercapai akan dibandingkan dengan tujuan tindakan keperawatan. Kemudian perawata akan menyusun kembali rencana keperawatan untuk meningkatkan dan mempertahankan kenyamanan yang telah sampai pada level trancedence.

H.  Aspek positif aplikasi teori kenyamanan pada area keperawatan anak
1.      Teori kenyamanan sederhana sehingga dapat langsung di aplikasikan pada tingkat praktik
2.      Intrumen pengkajian kenyamanan telah disusun untuk mengukur level kenyamanan klien sehingga membantu perawat menyusun intervensi comfort
3.      Instrument kenyamanan berpusat pada keluarga
4.      Intervensi kenyamanan bertujuan meningkatkan rasa nyaman sehingga tercapai tujuan pada pelayanan keperawatan anak yaitu atraumatic care

I.     Aspek negatif aplikasi teori kenyamanan pada area keperawatan anak
1.      Tingkat perkembangan anak berbde-beda sehingga tidak semua instrument pengkajian kenyamanan dapat digunakan disemua usia anak.
2.      Diperlukan format pengkajian khusus

J.    Implikasi aplikasi teori kenyamanan pada area keperawatan anak
1.      Teori kenyamanan mempunyai kerangka kerja yang dapat menajdi panduan praktik keperawatan yang holistic dan harus di dokumentasikan dengan baik
2.      Hasil yang diharapkan dari tindakan keperawatan untuk pencapaian yang lebih baik
3.      Kerangka konseptual teori kenyamanan tidak akan tercapai tanpa dukungan  dan komitmen pelayanan kesehatan .

PENUTUP

A.    KESIMPULAN
Asuhan keperawatan anak mempunyai filosofi asuhan keperawatan atraumatic care dan asuhan keperawatan berpusat pada keluarga. Stressor yang terdapat di lingkungan bedah dapat berupa stressor fisik yang muncul dari tindakan stressor lingkungan berupa kebisingan maupun suhu ruangan dan stressor perpisahan orang tua. Masalah keperawatan terkait kenyamanan diatasi dengan intervensi kenyamanan dikelompokkan menjadi tiga yaitu intervensi kenyamanan standard untuk mempertahankan homoestasis dan mengontrol rasa sakit, pembinaan/coaching untuk mendengarkan dan membantu merencanakan pemulihan, dan tindakan yang menenangkan bagi jiwa, hal yang menyenangkan yang perlu dilakukan oleh perawat untuk membuat anak dan keluarga merasa diperhatikan. Dalam mengidentifikasi kenyamanan pasien ada 3 yaitu relief (Kelegaan), ease (ketentraman), transcendence. Empat kontek kenyamanan dalam asuhan keperawatan yaitu konteks fisiologis / fisik, psikospiritual, sosiokultural dan lingkungan.

B.     SARAN
Teori kenyamanan salah satu teori yang perlu dipahami bagi seorang perawat professional khususnya dalam pembelajaran bagaimana asuhan keperawatan pada kenyamanan. Sehingga pada hospitalisasi tidak terjadi atraumatic care pada pasien khususnya pasien anak dan memberikan persepsi yang baik kepada profesi perawat.


DAFTAR PUSTAKA
Alligood, M. R. (2014). Nursing Theorists and Their Work. Elsevier Mosby. https://doi.org/10.5172/conu.2007.24.1.106a
Arifuddin, & Burhanudin, B. (2015). TEORI ILMU KEPERAWATAN PARA AHLI “Teori dan Aplikasi.” Indonesia.
Kolcaba, K., & DiMarco, M. A. (2005). Comfort theory and its application to pediatric nursing. Pediatric Nursing, 31(3), 187–194.
Kozier, Erb, Berman, & Snyder. (2010). Buku Ajar FUNDAMENTAL KEPERAWATAN Konsep, Proses, & Praktik. (L. H. Dwi Widiarti, Eka Annsa Mardilla, Nike Budi Subekti, Ed.) (7th ed.). Jakarta: EGC.
McEwen, M. (2014). Theoretical basis for nursing (Edition 4). Wolters Kluwer Health | Lippincott Williams & Wilkins.
Smith, M. & Parker, M. (2015). Choosing, Evaluating, and Implementing Nursing Theories for Practice. Nursing Theories and Nursing Practice 4th Ed.


Location: Madjene, Labuang, Banggae Tim., Kabupaten Majene, Sulawesi Barat, Indonesia

0 comments:

Post a Comment