Friday, April 10, 2020

APLIKASI TEORI UPLEASANT SYMPTOMS AUDREY GIFT PADA KASUS RESPIRATORI


TINJAUAN PUSTAKA
A.    Theori Of Upleasant Symptom
1.      Sejarah.
Pada tahun 1860, Florence Nightingale menyatakan bahwa tujuan dari pemberian asuhan keperawatan pada aklien adalah terpenuhinya rasa nyaman. (Siefert, 2002) dalam artikel penelitiannya mengenai analisis konsep kenyamanan menyatakan bahwa konsep kenyamanan yang di awali dari ide seorang Florence nightingale telah berkembang dari waktu ke waktu. Pada awal abad ke 20, tindakan untuk meningkatkan kenyamanan pada pasien di jadikan sebagai fokus utama dalam proses keperawatan yang diaplikasiklan pada pasien dengan penyakit-penyakit kronik atau yang tidak memiliki pengobatan yang cukup efektif atau pada pasien yang membutuhkan pelayanan keperawatan yang cukup lama guna meminimalkan efek samping pengobatan. Saat ini, intervensi untuk meningkatkan kenyamanan pada pasien tidak hanya sekedar tindakan memberikan rasa nyaman, tapi juga bertujuan untuk memandirikan pasien dalam memenuhi kebutuhannya agar tujuan akhir perawatan klien untuk meningkatkan perilaku sehat klien dapat tercapai.
(Siefert, 2002) mengungkapkan ada 7 hal yang sangat berkaitan dengan rsa nyaman seseorang, jika ke 7 hal tersebut terpenuhi maka klien akan mendapatkan rasa nyaman yang optimal. Ke 7 hal yang berkaitan dengan rasa nyaman seseorang tersebut adalah komunikasi, keluarga dan hubungan dengan orang lain, fungsionalitas, karakteristik diri sendiri, penyembuhan gejala psikososial dan fisik serta intervensinya, aktivitas spiritual, keamanaan serta keselamatan.
Pada tahun 1993, linda pugh dan Audrey gift adalah dua orang peneliti klinis yang memepelajari tentnag gejala-gejala yang tunggal utamanya pada penderita keletihan dan dyspnea, mereka memunculkan dua upaya dari praktik klinis dan penelitian empiris dalam mengembangkan sebuah theory yang dikenal dengan TOUS (Theory Of Upleasant Symptom), mereka mengembangkan model yang mencakup unsur-unsur yang diyakini secara umum pada gejala-gejala tersebut. Pugh memiliki spesialisasi penelitian pada kelelahan saat melahirkan, dia bekerja sama dengan renee milligan yang keahliannya dan spesialisasinya adalah kelelahan pascamelahirkan dan selama periode chilbearing. baik model maupun kerangka kerja menghubungkan dan mempengaruhi factor sebelumnya tentang gejala minat dan caranya yang dilaporkan oleh pasien. Selain itu, gejala tersebut diartikan sebagai pengalaman yang dapat mempengaruhi hasil kinerja. Selain mencatat bahwa kedua model untuk kedua gejala serupa, Gift dan pugh menyadari bahwa intervensi serupa, seperti penggunaan relaksasi otot progresif, pernah diajukan untuk pengelolaan rasa sakit (Peterson & Bredow, 2013).
Walaupun kedua model tersebut dapat digunakan, namun ada kebutuhan lain akan model yang dapat mencakup gejala lainnya. elizabeth lenz telah menawarkan kritik dan dukungan mengenai studi mereka dan implikasi teoritisnya. Model yang lebih abstrak yang dihasilkan dipresentasikan ke komunitas ilmiah keperawatan sebagai contoh dari middle range theori (Peterson & Bredow, 2013)
Singkatnya, TOUS berasal dari pengamatan klinis, penelitian empiris, dan kerja tim di antara para peneliti. memperbaiki teori dan mengkomunikasikan gagasan tersebut, mereka yang mengetahui literatur penelitian yang terkait dengan setidaknya satu gejala, dan mereka yang memiliki keahlian dalam pengembangan teori dan keterampilan dalam menulis artikel teoritis.
Kerangka kerja dari theory of upleasant symptom seperti berikut :


PEMBAHASAN
A.    APLIKASI KASUS
1.      Tahap pengkajian umum klien
A.    Identitas pasien.
Inisial klien            : Tn. W
Usia                       : 55 tahun
Pekerjaan               : PNS
Pendidikan            : S 1
Agama                   : Islam
Suku bangsa          : Sunda
B.     Alasan masuk rumah sakit.
Keluhan utama      :
Masuk dengan keluhan sesak nafas di sertai batuk.
C.     Riwayat kesehatan dahulu.
Klien pernah di rawat sebelmnya dengan keluhan yang sama..
D.    Riwayat kesehata keluarga.
Klien tidak memiliki keluarga yang memiliki keluhan yang sama.
E.     Riwayat alergi.
Klien tidak memiliki riwayat alergi dengan makanan.
2.      Pengkajian fisik.
A.    Keadaan umum               : Lemah
B.     Kesadaran                        : composmentis.
C.     Vital sign                         : TD , 110/70 mmHg. N, 80 x/m. SB, 36,5 C. RR, 32 x/menit.
D.    Antropomentri                 : TB, 155 cm. BB 43 Kg.
E.     Status nutrisi dan cairan :
Tidak ada diet khusus, nafsu makan kurang, turgor kulit baik.
F.      Eliminasi
BAB        : 1 - 2 x dalam 2 hari.
BAK        : 2-3 x sehari.
G.    Aktivitas dan istirahat.
Pemenuhan kebutuhan sehari-hari dibantu oleh perawat dan keluarga.
Istirhat kurang karena sesak.
H.    Pengkajian nyeri
-          Klien mengatakan nyeri daerah dada.
-          Skala nyeri 0-3.
-          Klien mengatakan nyeri terasa saat menarik nafas.
-          Koping pasien terhadap nyeri meringis.
-          Reaksi non verbal tampak kepayahan dalam bernafas.
3.      Pengkajian psikologis
A.    Perasaan bapak terhdapa penyakitnya      : klien mengatakan cemas karna susah dalam bernafas.
B.     Harapan klien terhdapa penyakitnya        : klien berharap bisa bernafas seperti biasanya.
C.     Status mental/mood                                  : klien tampak cemas, selalu manutup mata untuk menenangkan diri.
D.    Tingkat pengetahuan klien terhadap npenyakitnya          : klien lebih banyak diam, keluarga kadang bertanya tentang kemajuang kesehatan klien.
E.     Status ekonomi                                         : klien adalah seorang PNS, penghasilan cukup untuk membiayai kebuthan sehari-hari.
F.      Peran serta keluarga                                  : keluarga selalu mendampingi klien.
G.    Kondisi lingkungan rumah                        : keluarga mengatakan kondisi rumah cukup nyaman.
4.      Pemeriksaan penunjang
A.    CT-Scan Thorak parenkim paru basis kabur dan tampak infiltrate paru bersifat kavitas.
B.     Pemeriksaan AGD
Ø  PH = 7,32
Ø  PO2 = 56 mmHg
Ø  Sat O2 = 75%
Ø  HCO3 = 26mEq/L
C.  Kimia darah
Ø  Hb = 10gr/dl
Ø  Ht = 80%
Ø  Leukosit = 14.560 mL
Ø  RBC = 4,0x1012 (juta/mL)
5.      Diagnose keperawatan
Analisa Data
Masalah Keperawatan
Data Objektif :
-          PH: 7,32.
-          RR:32x/menit.
-          PO2: 56mmHg.
-          PCO2:48 mmHg X-Ray Thoraks : area paru basis kabur dan tampak infiltrate paru bersifat kavitas
Data Subjektif :
Klien mengeluh sesak
Gangguan pertukaran gas
Data Objektif :
-       Wajah klien tampak meringis.
-       Skala nyeri 3.
Data Subjektif :
-          Klien mengatakan nyeri saaat menrik nafas.
Nyeri
Data Objektif :
-          Klien tampak menutup mata.
Data subjektif :
-          Keluarga bertanya tentang perkembangan penyakit klien.
Cemas

                        
1.
Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan ventilasi-perfusi
Definisi : Inspirasi dan/ atau ekspirasi yang tidak member ventilasi
Batasan karakteristik :
Data Objektif :
PH: 7,32; RR:32x/menit; PO2: 56mmHg; PCO2:48 mmHg X-Ray Thoraks : area paru basis kabur dan tampak infiltrate paru bersifat kavitas
Data Subjektif :
Keluhan sesak
NOC
§  Respiratory status : Gas excange
§  Respiratory status : ventilation
§  Vital sign Status
Kriteriahasil :
§  Peningkatan ventilasi dan oksigenasi yang adekuat
§  Memelihara kebersihan paru-paru dan bebas dari tanda-tanda distress pernapasan
§  Mendemonstrasikan batuk efektif dan suara napas yang bersih, tidak ada sianosis dyspnea, mampu mengeluarkan sputum, mampu bernapas dengan mudah, tidak ada purse lips
§  TTV normal

§  Evaluasi :Jika intervensi telah berhasil, kurang dari 1X24 jam klien menunjukkan pemeriksaan AGD normal (SaO2, PO2, PCO2), tidak ada sesak dan sianosis, mampu mengeluarkan sputum, mampu bernapas dengan mudah, tidakada purse lips

NIC
Airway Management
v Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi
v Identifikasi pasien perlunya pemasangan alat jalan nafas buatan
v Lakukan fisioterapi dada jika perlu
v Keluarkan secret dengan batu katau suction
v Auskultasi suara nafas, catat adanya suara tambahan
v Lakukan suction pada mayo
v Berikan bronkodilator jika sesak
v Berikan pelembab udara kassa basah Nacl lembab
v Atur intake untuk cairan mengoptimalkan keseimbangan.
v Monitor respirasi dan status O2
Oxygen Therapy
v Monitor rata-rata, kedalaman, irama dan usaha respirasi
v Catat pergerakan dada, amati kesimetrisan, penggunaan otot supraclavicular, dan intercostal
v Monitor suaranapas, seperti dengkur
v Monitor pola napas : bradipnea, takipnea, kussmaul, hiperventilasi,
v Catat lokasi trakea
v Monitor kelelahan otot diafragma (gerakan paradoksis)
v Auskultasi suara napas catat area penurunan/tidak adanya ventilasi dan ronkhi pada jalan napas utama
v Auskultasi suara paru setelah tindakan untuk mengetahui hasilnya
2.
NYERI AKUT
Definisi : Sensori yang tidak menyenangkan dan pengalaman emosional yang muncul dari kerusakan jaringan baik secara aktual atau potensial
Batasan  karakteristik :
Data Objektif :
-       Wajah klien tampak meringis.
-       Skala nyeri 3.
Data Subjektif :
Klien mengatakan nyeri saaat menrik nafas.
NOC :
v Pain Level,
v pain control,
v comfort level
Setelah dilakukan tinfakan keperawatan selama …. Pasien tidak mengalami nyeri, dengan kriteria hasil:
·  Mampu mengontrol nyeri (tahu penyebab nyeri, mampu menggunakan tehnik nonfarmakologi untuk mengurangi nyeri, mencari bantuan)
·  Melaporkan bahwa nyeri berkurang dengan menggunakan manajemen nyeri
·  Mampu mengenali nyeri (skala, intensitas, frekuensi dan tanda nyeri)
·  Menyatakan rasa nyaman setelah nyeri berkurang
·  Tanda vital dalam rentang normal
§  Tidak mengalami gangguan tidur

Evaluasi :Jika intervensi telah berhasil, kurang dari 1X24 jam klien menunjukkan ekspresi wajah tenang dengan kecepatan dan kedalaman napas yang normal.


NIC
v  Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas dan faktor presipitasi
v  Observasi reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan
v  Bantu pasien dan keluarga untuk mencari dan menemukan dukungan
v  Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti suhu ruangan, pencahayaan dan kebisingan
v  Kurangi faktor presipitasi nyeri
v  Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan intervensi
v  Ajarkan tentang teknik non farmakologi: napas dala, relaksasi, distraksi, kompres hangat/ dingin
v  Berikan analgetik untuk mengurangi nyeri: ……...
v  Tingkatkan istirahat
v  Berikan informasi tentang nyeri seperti penyebab nyeri, berapa lama nyeri akan berkurang dan antisipasi ketidaknyamanan dari prosedur
v  Monitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian analgesik pertama kali
3.
Kecemasan berhubungan dengan Faktor keturunan, Krisis situasional, Stress, perubahan status kesehatan, ancaman kematian, perubahan konsep diri, kurang pengetahuan dan hospitalisasi
Batasan karakteristik:
Data Objektif :
-          Klien tampak menutup mata.
Data subjektif :
Keluarga bertanya tentang perkembangan penyakit klien.
NOC :
-          Kontrol kecemasan
-          Koping
Setelah dilakukan asuhan selama ……………klien kecemasan teratasi dgn kriteria hasil:
v  Klien mampu mengidentifikasi dan mengungkapkan gejala cemas
v  Mengidentifikasi, mengungkapkan dan menunjukkan tehnik untuk mengontol cemas
v  Vital sign dalam batas normal
v  Postur tubuh, ekspresi wajah, bahasa tubuh dan tingkat aktivitas menunjukkan berkurangnya kecemasan
                    
NIC :
Anxiety Reduction (penurunan kecemasan)
·         Gunakan pendekatan yang menenangkan
·         Nyatakan dengan jelas harapan terhadap pelaku pasien
·         Jelaskan semua prosedur dan apa yang dirasakan selama prosedur
·         Temani pasien untuk memberikan keamanan dan mengurangi takut
·         Berikan informasi faktual mengenai diagnosis, tindakan prognosis
·         Libatkan keluarga untuk mendampingi klien
·         Instruksikan pada pasien untuk menggunakan tehnik relaksasi
·         Dengarkan dengan penuh perhatian
·         Identifikasi tingkat kecemasan
·         Bantu pasien mengenal situasi yang menimbulkan kecemasan
·         Dorong pasien untuk mengungkapkan perasaan, ketakutan, persepsi
·         Kelola pemberian obat anti cemas:........
Sumber : (Wilkinson & Ahern, 2013)

B.     PEMBAHASAN KASUS
Pada kasus diatas gejala utama yang muncul adalah sesak. Pada Tn. W gejala sesak diakibatkan oleh penyakit asma sedangkan nyeri yang dikeluhakan berikutnya disebabkan karena uapaya pemenuhan oksigen yang terus menerus sehingga klien  mengeluhkan nyeri pada dada saat inspirasi.
Gejala subyektif maupun obyektif tersebut dirasakan sebagai gejala yang sangat  mengganggu bagi klien. Faktor-faktor yang mempengaruhi (influencing factors) gejala sesak yang dirasakan adalah adanya penyempitan di trachea dan bronkus, kondisi psikologis klien serta dukungan keluarga saat klien merasakan sesak. Penampilan akhir (performance outcomes) klien menunjukkan berbagai macam manifestasi diantaranya yaitu nyeri dada dan gelisah. Berdasarkan hal tersebut, maka diagnosis keperawatan utama yang ditemukan diantaranya yaitu gangguan pertukaran gas, nyeri akut dan cemas. Rencana intervensi ditetapkan untuk mengurangi gejala yang muncul serta meningkakan kemandirian klien dalam memenuhi segala kebutuhan kesehariannya.
Konsep TOUS ini dapat mengasah kreativitas dan kemampuan berpikir kritis perawat dalam menentukan intervensi yang tepat pada setiap gejala yang muncul pada klien. Hal ini dikarenakan konsep TOUS tidak secara spesifik menyebutkan pelaksanaan manajemen gejala di suatu penyakit atau pada gejala tertentu sehingga dapat diterapkan pada seluruh penyakit dan seluruh gejala yang muncul pada klien yang membutuhkan pemberian kenyamanan.
Secara umum, konsep TOUS tidak secara spesifik menjelaskan tentang tehnik atau metode pengkajian apa yang digunakan dalam mengaplikasikan konsep TOUS ini, tapi konsep ini memberi pertimbangan bagi perawat tentang manajemen mana yang tepat di gunakan pada setiap kasus dengan mempertimbangkan tiga elemen TOUS yaitu gejala, factor yang mempengaruhi gejala tersebut serta penampilan terakhir.


KESIMPULAN DAN SARAN
1.      Kesimpulan :
Teori yang dikembangkan oleh audry gift memiliki 3 komponen utama dalam pengkajian yaitu gejala (symptom), factor yang mempengaruhi gejala (Influencing symptom) dan penampilan akhir yang diharapkan (Performance outcame)
2.      Saran   :
Theory Of Upleasant Symptom sebaiknya dikombinasikan dengan instrument pengkajian yang lain karena teori ini hanya berfokus pada kenyamanan pasien, sedang dalam proses keperawatan harus bersifat holistic dimana seluruh aspek yang ada pada pasien perlu di kaji dan dilakukan intervensi sesuai dengan kebuthan pasien.


DAFTAR PUSTAKA
Chen, M.-L., & Tseng, H.-C. (2006). Symptom clusters in cancer patients. Supportive Care in Cancer, 14(8), 825–830. https://doi.org/10.1007/s00520-006-0019-8
Fox, S. W., & Lyon, D. (2007). Symptom clusters and quality of life in survivors of ovarian cancer. Cancer Nursing, 30(5), 354–361. https://doi.org/10.1097/01.NCC.0000290809.61206.ef
Peterson, S., & Bredow, T. S. (2013). Midle Range Theories Aplication to Nursing Research (3rd ed.). new york: Lippncott Williams & Wilkins.
Siefert, M. L. (2002). Concept analysis of comfort. Nursing Forum, 4, 37.
Wilkinson, J., & Ahern, N. . (2013). Buku Saku Diagnosis Keperawatan Diagnosis NANDA, Intervensi NIC, Kriteria Hasil NOC. (9th ed.). jakarta: EGC.


Location: Madjene, Labuang, Banggae Tim., Kabupaten Majene, Sulawesi Barat, Indonesia

0 comments:

Post a Comment