TINJAUAN PUSTAKA
A.
Theori Of Upleasant Symptom
1.
Sejarah.
Pada tahun 1860, Florence Nightingale menyatakan bahwa
tujuan dari pemberian asuhan keperawatan pada aklien adalah terpenuhinya rasa
nyaman. (Siefert, 2002) dalam artikel penelitiannya
mengenai analisis konsep kenyamanan menyatakan bahwa konsep kenyamanan yang di
awali dari ide seorang Florence nightingale telah berkembang dari waktu ke
waktu. Pada awal abad ke 20, tindakan untuk meningkatkan kenyamanan pada pasien
di jadikan sebagai fokus utama dalam proses keperawatan yang diaplikasiklan
pada pasien dengan penyakit-penyakit kronik atau yang tidak memiliki pengobatan
yang cukup efektif atau pada pasien yang membutuhkan pelayanan keperawatan yang
cukup lama guna meminimalkan efek samping pengobatan. Saat ini, intervensi
untuk meningkatkan kenyamanan pada pasien tidak hanya sekedar tindakan
memberikan rasa nyaman, tapi juga bertujuan untuk memandirikan pasien dalam memenuhi
kebutuhannya agar tujuan akhir perawatan klien untuk meningkatkan perilaku
sehat klien dapat tercapai.
(Siefert, 2002) mengungkapkan ada 7 hal
yang sangat berkaitan dengan rsa nyaman seseorang, jika ke 7 hal tersebut
terpenuhi maka klien akan mendapatkan rasa nyaman yang optimal. Ke 7 hal yang
berkaitan dengan rasa nyaman seseorang tersebut adalah komunikasi, keluarga dan
hubungan dengan orang lain, fungsionalitas, karakteristik diri sendiri,
penyembuhan gejala psikososial dan fisik serta intervensinya, aktivitas
spiritual, keamanaan serta keselamatan.
Pada tahun 1993, linda
pugh dan Audrey gift adalah dua orang peneliti klinis yang memepelajari tentnag
gejala-gejala yang tunggal utamanya pada penderita keletihan dan dyspnea,
mereka memunculkan dua upaya dari praktik klinis dan penelitian empiris dalam mengembangkan
sebuah theory yang dikenal dengan TOUS (Theory Of Upleasant Symptom), mereka mengembangkan
model yang mencakup unsur-unsur yang diyakini secara umum pada gejala-gejala
tersebut. Pugh memiliki spesialisasi penelitian pada kelelahan saat melahirkan,
dia bekerja sama dengan renee milligan yang keahliannya dan spesialisasinya
adalah kelelahan pascamelahirkan dan selama periode chilbearing. baik model
maupun kerangka kerja menghubungkan dan mempengaruhi factor sebelumnya tentang
gejala minat dan caranya yang dilaporkan oleh pasien. Selain itu, gejala
tersebut diartikan sebagai pengalaman yang dapat mempengaruhi hasil kinerja.
Selain mencatat bahwa kedua model untuk kedua gejala serupa, Gift dan pugh
menyadari bahwa intervensi serupa, seperti penggunaan relaksasi otot progresif,
pernah diajukan untuk pengelolaan rasa sakit (Peterson & Bredow, 2013).
Walaupun kedua model
tersebut dapat digunakan, namun ada kebutuhan lain akan model yang dapat
mencakup gejala lainnya. elizabeth lenz telah menawarkan kritik dan dukungan
mengenai studi mereka dan implikasi teoritisnya. Model yang lebih abstrak yang
dihasilkan dipresentasikan ke komunitas ilmiah keperawatan sebagai contoh dari
middle range theori (Peterson & Bredow, 2013)
Singkatnya, TOUS
berasal dari pengamatan klinis, penelitian empiris, dan kerja tim di antara
para peneliti. memperbaiki teori dan mengkomunikasikan gagasan tersebut, mereka
yang mengetahui literatur penelitian yang terkait dengan setidaknya satu
gejala, dan mereka yang memiliki keahlian dalam pengembangan teori dan
keterampilan dalam menulis artikel teoritis.
Kerangka kerja dari
theory of upleasant symptom seperti berikut :
PEMBAHASAN
A.
APLIKASI KASUS
1. Tahap pengkajian umum klien
A.
Identitas pasien.
Inisial klien : Tn. W
Usia : 55 tahun
Pekerjaan : PNS
Pendidikan : S 1
Agama : Islam
Suku bangsa : Sunda
B.
Alasan masuk rumah
sakit.
Keluhan utama :
Masuk dengan keluhan
sesak nafas di sertai batuk.
C.
Riwayat kesehatan
dahulu.
Klien pernah di rawat
sebelmnya dengan keluhan yang sama..
D.
Riwayat kesehata
keluarga.
Klien tidak memiliki
keluarga yang memiliki keluhan yang sama.
E.
Riwayat alergi.
Klien tidak memiliki
riwayat alergi dengan makanan.
2. Pengkajian fisik.
A.
Keadaan umum : Lemah
B.
Kesadaran : composmentis.
C.
Vital sign : TD , 110/70 mmHg. N,
80 x/m. SB, 36,5 C. RR, 32 x/menit.
D.
Antropomentri : TB, 155 cm. BB 43 Kg.
E.
Status nutrisi dan
cairan :
Tidak ada diet khusus,
nafsu makan kurang, turgor kulit baik.
F.
Eliminasi
BAB : 1 - 2 x dalam 2 hari.
BAK : 2-3 x sehari.
G.
Aktivitas dan
istirahat.
Pemenuhan kebutuhan
sehari-hari dibantu oleh perawat dan keluarga.
Istirhat kurang karena
sesak.
H.
Pengkajian nyeri
-
Klien mengatakan nyeri
daerah dada.
-
Skala nyeri 0-3.
-
Klien mengatakan nyeri
terasa saat menarik nafas.
-
Koping pasien terhadap
nyeri meringis.
-
Reaksi non verbal
tampak kepayahan dalam bernafas.
3. Pengkajian psikologis
A.
Perasaan bapak
terhdapa penyakitnya : klien
mengatakan cemas karna susah dalam bernafas.
B.
Harapan klien terhdapa
penyakitnya : klien berharap bisa
bernafas seperti biasanya.
C.
Status mental/mood : klien tampak
cemas, selalu manutup mata untuk menenangkan diri.
D.
Tingkat pengetahuan
klien terhadap npenyakitnya : klien
lebih banyak diam, keluarga kadang bertanya tentang kemajuang kesehatan klien.
E.
Status ekonomi : klien
adalah seorang PNS, penghasilan cukup untuk membiayai kebuthan sehari-hari.
F.
Peran serta keluarga : keluarga
selalu mendampingi klien.
G.
Kondisi lingkungan
rumah : keluarga
mengatakan kondisi rumah cukup nyaman.
4. Pemeriksaan penunjang
A.
CT-Scan Thorak
parenkim paru basis kabur dan tampak infiltrate paru bersifat kavitas.
B.
Pemeriksaan AGD
Ø PH = 7,32
Ø PO2 = 56 mmHg
Ø Sat O2 = 75%
Ø HCO3 = 26mEq/L
C. Kimia darah
Ø Hb = 10gr/dl
Ø Ht = 80%
Ø Leukosit = 14.560 mL
Ø RBC = 4,0x1012 (juta/mL)
5.
Diagnose keperawatan
Analisa Data
|
Masalah Keperawatan
|
Data Objektif :
-
PH: 7,32.
-
RR:32x/menit.
-
PO2: 56mmHg.
-
PCO2:48 mmHg X-Ray
Thoraks : area paru basis kabur dan tampak infiltrate paru bersifat kavitas
Data Subjektif :
Klien
mengeluh sesak
|
Gangguan pertukaran gas
|
Data Objektif :
-
Wajah klien tampak
meringis.
-
Skala nyeri
3.
Data Subjektif :
-
Klien
mengatakan nyeri saaat menrik nafas.
|
Nyeri
|
Data Objektif
:
-
Klien tampak
menutup mata.
Data
subjektif :
-
Keluarga
bertanya tentang perkembangan penyakit klien.
|
Cemas
|
1.
|
Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan ventilasi-perfusi
Definisi : Inspirasi
dan/ atau ekspirasi yang tidak member ventilasi
Batasan karakteristik :
Data Objektif :
PH: 7,32; RR:32x/menit; PO2: 56mmHg; PCO2:48 mmHg X-Ray Thoraks : area paru basis kabur dan tampak
infiltrate paru bersifat kavitas
Data Subjektif :
Keluhan sesak
|
NOC
§
Respiratory status : Gas excange
§
Respiratory status : ventilation
§
Vital sign Status
Kriteriahasil :
§
Peningkatan ventilasi dan oksigenasi yang adekuat
§
Memelihara kebersihan paru-paru dan bebas dari tanda-tanda distress
pernapasan
§
Mendemonstrasikan batuk efektif dan suara napas yang bersih, tidak ada
sianosis dyspnea, mampu mengeluarkan sputum, mampu bernapas dengan mudah,
tidak ada purse lips
§
TTV normal
§
Evaluasi :Jika intervensi telah berhasil, kurang dari 1X24 jam klien menunjukkan
pemeriksaan AGD normal (SaO2, PO2, PCO2),
tidak ada sesak dan sianosis, mampu mengeluarkan sputum, mampu bernapas
dengan mudah, tidakada purse lips
|
NIC
Airway Management
v
Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi
v
Identifikasi pasien perlunya pemasangan alat jalan nafas buatan
v
Lakukan fisioterapi dada jika perlu
v
Keluarkan secret dengan batu katau suction
v
Auskultasi suara nafas, catat adanya suara tambahan
v
Lakukan suction pada mayo
v
Berikan bronkodilator jika sesak
v
Berikan pelembab udara kassa basah Nacl lembab
v
Atur intake untuk cairan mengoptimalkan keseimbangan.
v
Monitor respirasi dan status O2
Oxygen Therapy
v
Monitor rata-rata, kedalaman, irama dan usaha respirasi
v
Catat pergerakan dada, amati kesimetrisan, penggunaan otot
supraclavicular, dan intercostal
v
Monitor suaranapas, seperti dengkur
v
Monitor pola napas : bradipnea, takipnea, kussmaul, hiperventilasi,
v
Catat lokasi trakea
v
Monitor kelelahan otot diafragma (gerakan paradoksis)
v
Auskultasi suara napas catat area penurunan/tidak adanya ventilasi dan
ronkhi pada jalan napas utama
v
Auskultasi suara paru setelah tindakan untuk mengetahui hasilnya
|
2.
|
NYERI AKUT
Definisi : Sensori yang tidak menyenangkan
dan pengalaman emosional yang muncul dari kerusakan jaringan baik secara
aktual atau potensial
Batasan karakteristik :
Data Objektif :
-
Wajah klien
tampak meringis.
-
Skala nyeri
3.
Data Subjektif :
Klien mengatakan nyeri saaat menrik nafas.
|
NOC :
v
Pain Level,
v
pain control,
v
comfort level
Setelah dilakukan tinfakan keperawatan selama …. Pasien tidak mengalami nyeri, dengan
kriteria hasil:
·
Mampu mengontrol nyeri (tahu penyebab nyeri, mampu menggunakan tehnik
nonfarmakologi untuk mengurangi nyeri, mencari bantuan)
·
Melaporkan bahwa nyeri berkurang dengan menggunakan manajemen nyeri
·
Mampu mengenali nyeri (skala, intensitas, frekuensi dan tanda nyeri)
·
Menyatakan rasa nyaman setelah nyeri berkurang
·
Tanda vital dalam rentang normal
§
Tidak mengalami gangguan tidur
Evaluasi :Jika
intervensi telah berhasil, kurang dari 1X24 jam klien menunjukkan ekspresi
wajah tenang dengan kecepatan dan kedalaman napas yang normal.
|
NIC
v Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk
lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas dan faktor presipitasi
v Observasi reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan
v Bantu pasien dan keluarga untuk mencari dan menemukan
dukungan
v Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri
seperti suhu ruangan, pencahayaan dan kebisingan
v Kurangi faktor presipitasi nyeri
v Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan intervensi
v Ajarkan tentang teknik non farmakologi: napas dala,
relaksasi, distraksi, kompres hangat/ dingin
v Berikan analgetik untuk mengurangi nyeri: ……...
v Tingkatkan istirahat
v Berikan informasi tentang nyeri seperti penyebab nyeri,
berapa lama nyeri akan berkurang dan antisipasi ketidaknyamanan dari prosedur
v
Monitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian analgesik pertama kali
|
3.
|
Kecemasan berhubungan dengan Faktor keturunan, Krisis
situasional, Stress, perubahan status kesehatan, ancaman kematian, perubahan
konsep diri, kurang pengetahuan dan hospitalisasi
Batasan
karakteristik:
Data Objektif
:
-
Klien tampak
menutup mata.
Data
subjektif :
Keluarga
bertanya tentang perkembangan penyakit klien.
|
NOC :
-
Kontrol
kecemasan
-
Koping
Setelah dilakukan asuhan
selama ……………klien kecemasan teratasi dgn kriteria hasil:
v Klien mampu mengidentifikasi dan mengungkapkan gejala
cemas
v Mengidentifikasi, mengungkapkan dan menunjukkan tehnik
untuk mengontol cemas
v Vital sign dalam batas normal
v Postur tubuh, ekspresi wajah, bahasa tubuh dan tingkat
aktivitas menunjukkan berkurangnya kecemasan
|
NIC :
Anxiety Reduction (penurunan kecemasan)
·
Gunakan pendekatan yang menenangkan
·
Nyatakan dengan jelas harapan terhadap pelaku pasien
·
Jelaskan semua prosedur dan apa yang dirasakan selama prosedur
·
Temani pasien untuk memberikan keamanan dan mengurangi takut
·
Berikan informasi faktual mengenai diagnosis, tindakan prognosis
·
Libatkan keluarga untuk mendampingi klien
·
Instruksikan pada pasien untuk menggunakan tehnik relaksasi
·
Dengarkan dengan penuh perhatian
·
Identifikasi tingkat kecemasan
·
Bantu pasien mengenal situasi yang menimbulkan kecemasan
·
Dorong pasien untuk mengungkapkan perasaan, ketakutan, persepsi
·
Kelola pemberian obat anti cemas:........
|
Sumber : (Wilkinson & Ahern, 2013)
B.
PEMBAHASAN KASUS
Pada kasus diatas gejala utama yang muncul adalah sesak.
Pada Tn. W gejala sesak diakibatkan oleh penyakit asma sedangkan nyeri yang
dikeluhakan berikutnya disebabkan karena uapaya pemenuhan oksigen yang terus
menerus sehingga klien mengeluhkan nyeri
pada dada saat inspirasi.
Gejala subyektif maupun obyektif tersebut dirasakan
sebagai gejala yang sangat mengganggu bagi
klien. Faktor-faktor yang mempengaruhi (influencing factors) gejala sesak yang
dirasakan adalah adanya penyempitan di trachea dan bronkus, kondisi psikologis
klien serta dukungan keluarga saat klien merasakan sesak. Penampilan akhir
(performance outcomes) klien menunjukkan berbagai macam manifestasi diantaranya
yaitu nyeri dada dan gelisah. Berdasarkan hal tersebut, maka diagnosis
keperawatan utama yang ditemukan diantaranya yaitu gangguan pertukaran gas,
nyeri akut dan cemas. Rencana intervensi ditetapkan untuk mengurangi gejala
yang muncul serta meningkakan kemandirian klien dalam memenuhi segala kebutuhan
kesehariannya.
Konsep TOUS ini dapat mengasah kreativitas dan
kemampuan berpikir kritis perawat dalam menentukan intervensi yang tepat pada setiap
gejala yang muncul pada klien. Hal ini dikarenakan konsep TOUS tidak secara
spesifik menyebutkan pelaksanaan manajemen gejala di suatu penyakit atau pada
gejala tertentu sehingga dapat diterapkan pada seluruh penyakit dan seluruh
gejala yang muncul pada klien yang membutuhkan pemberian kenyamanan.
Secara umum, konsep TOUS tidak secara spesifik
menjelaskan tentang tehnik atau metode pengkajian apa yang digunakan dalam
mengaplikasikan konsep TOUS ini, tapi konsep ini memberi pertimbangan bagi
perawat tentang manajemen mana yang tepat di gunakan pada setiap kasus dengan
mempertimbangkan tiga elemen TOUS yaitu gejala, factor yang mempengaruhi gejala
tersebut serta penampilan terakhir.
KESIMPULAN
DAN SARAN
1. Kesimpulan :
Teori yang dikembangkan oleh audry gift memiliki 3 komponen
utama dalam pengkajian yaitu gejala (symptom), factor yang mempengaruhi gejala
(Influencing symptom) dan penampilan akhir yang diharapkan (Performance
outcame)
2. Saran :
Theory Of Upleasant
Symptom sebaiknya dikombinasikan dengan instrument pengkajian yang lain karena
teori ini hanya berfokus pada kenyamanan pasien, sedang dalam proses
keperawatan harus bersifat holistic dimana seluruh aspek yang ada pada pasien
perlu di kaji dan dilakukan intervensi sesuai dengan kebuthan pasien.
DAFTAR
PUSTAKA
Chen, M.-L., & Tseng,
H.-C. (2006). Symptom clusters in cancer patients. Supportive Care in Cancer,
14(8), 825–830. https://doi.org/10.1007/s00520-006-0019-8
Fox, S. W., & Lyon, D. (2007). Symptom
clusters and quality of life in survivors of ovarian cancer. Cancer Nursing,
30(5), 354–361. https://doi.org/10.1097/01.NCC.0000290809.61206.ef
Peterson, S., & Bredow, T. S. (2013). Midle
Range Theories Aplication to Nursing Research (3rd ed.). new york:
Lippncott Williams & Wilkins.
Siefert, M. L. (2002). Concept analysis of
comfort. Nursing Forum, 4, 37.
Wilkinson, J., & Ahern, N. . (2013). Buku
Saku Diagnosis Keperawatan Diagnosis NANDA, Intervensi NIC, Kriteria Hasil NOC.
(9th ed.). jakarta: EGC.
0 comments:
Post a Comment